Senin, 25 Februari 2013

Pendekatan Berbasis Masalah


PEMBAHASAN

A.      Pengertian Pendekatan Berbasis Masalah
Menurut Arends ( dalam Trianto, 2009: 92) pengajaran berdasarkan masalah merupakan suatu pendekatan pembelajaran dimana siswa mengerjakan permasalahan yang autentik dengan maksud untuk menyusun pengetahuan mereka sendiri, mengembangkan inkuiri dan keterampilan berpikir tingkat yang lebih tinggi, mengembangkan kemandirian, dan percaya diri. 
Ibrahim dan Nur (2000) menjelaskan bahwa pembelajaran berdasarkan masalah dikembangkan untuk membantu siswa mengembangkan kemampuan berpikir, pemecahan masalah, dan keterampilan intelektual, belajar berbagai peran orang dewasa melalui pelibatan meraka dalam pengalaman nyata atau simulasi, dan menjadi pelajar yang otonom dan mandiri
Moffit ( Depdiknas, 2002:12) mengemukakan bahwa pembelajaaran berbasis masalah merupakan suatu pendekatan pembelajaran yang menggunakan masalah dunia nyata sebagai suatu konteks bagi siswa untuk  tentang berpikir kritis dan  pemecahan masalah serta untuk memperoleh pengetahuan dan konsep yang esensi dari materi pelajaran.
Pendekatan pembelajaran berdasarkan masalah adalah pembelajaran yang berpusat pada siswa yang  menyajikan masalah dunia nyata sebagai konteks bagi siswa untuk menyusun pengetahuan mereka sendiri mengembangkan inkuiri dan keterampilan berpikir tingkat yang lebih tinggi, pemecahan masalah untuk memperoleh pengetahuan dan konsep yang esensi dari materi pelajaran,  mengembangkan kemandirian, dan percaya diri.

1.        Teori Belajar yang melandasi Pendekatan Pembelajaran Berbasis Masalah
a.       Teori Belajar Bermakna dari David Ausubel
Ausubel (Rusman, 2010) membedakan antara belajar bermakna (meaningfull learning) dengan belajar menghafal (rote learning). Belajar bermakna merupakan proses belajar dimana informasi baru dihubungkan dengan struktur pengertian yang sudah dimiliki seseorang yang sedang belajar. Belajar menghafal, diperlukan bila seseorang memperoleh informasi baru dalam pengetahuan yang sama sekali tidak berhubungan dengan yang telah diketahuinya. Kaitan dengan PBM dalam hal mengaitkan informasi baru dengan struktur kognitif yang telah dimiliki oleh siswa.
b.      Teori Belajar Vigotsky
Perkembangan intelektual terjadi pada saat individu berhadapan dengan pengalaman baru dan menantang serta ketika mereka berusaha untuk memecahkan masalah yang dimunculkan.Dalam upaya mendapatkan pemahaman, individu berusaha mengaitkan pengetahuan baru dengan pengetahuan sebelumnya yang telah dimilikinya kemudian membangun pengertian baru. Ibrahim dan Nur ( 2000: 19) Vigotsky meyakini bahwa interaksi sosial dengan teman lain memacu terbentuknya ide baru dan memperkaya perkembangan intelektual siswa. Kaitan dengan PBM dalam hal mengaitkan informasi baru dengan struktur kognitif yang telah dimiliki oleh siswa melalui kegiatan belajar dalam interaksi sosial dengan teman lain.
c.       Teori Belajar  Jerome S. Bruner
Metode penemuan merupakan metode dimana siswa menemukan kembali, bukan menemukan yang sama sekali yang benar-benar baru. Belajar penemuan sesuai dengan pencarian pengetahuan secara aktif oleh manusia, dengan sendirinya memberikan hasil yang lebih baik, berusaha sendiri mencari pemecahan masalah serta didukung oleh pengetahuan yang menyertainya, serta menghasilkan pengetahuan yang benar-benar bermakna.( Dahar dalam Rusman, 2010).
Bruner juga menggunakan konsep Scaffolding dan interaksi sosial di kelas maupun di luar kelas.Scaffoldingadalah suatu proses untuk membantu siswa menuntaskan masalah tertentu melampaui kapasitas perkembangannya melalui bantuan guru, teman atau orang lain yang memiliki kemampuan lebih.


2.        Ciri-Ciri Pendekatan Pembelajaran Berbasis Masalah
Menurut Arends ( DalamTrianto, 2009) berbagai pengembang pengajaran berdasarkan masalah telah memberikan model pengajaran itu memiliki karakteristik sebagai berikut :
a.       Pengajuan pertanyaan atau masalah. Pertanyaan atau masalah yang diajukan harus sesuai dengan situasi kehidupan nyata autentik, menghindari jawaban sederhana, dan memungkinkan adanya berbagai macam solusi untuk situasi itu.
b.      Berfokus pada keterkaitannya dengan disiplin ilmu lain.
c.       Penyelidikan autentik. Masalah yang diberikan mengharuskan siswa melakukan penyelidikan yang didalamnya terjadi kegiatan menganalisis dan mendefinisikan masalah, mengembangkan hipotesis,  dan membuat ramalan, melakukan eksperimen ( jika diperlukan ), membuat inferensi, dan membuat kesimpulan.
d.      Menghasilkan dan memamerkan hasil karyanya. Pembelajaran berdasarkan masalah menuntut siswa untuk menghasilkan produk tertentu dalam bentuk karya nyata dan peragaan yang menjelaskan atau mewakilli bentuk penyelesaian masalah yang mereka temukan selanjutnya dirancang untuk didemonstrasikan kepada teman-temannya yang lain.
e.       Kolaborasi. Pembelajaran berdasarkan masalah harus dilakukan dengan cara saling bekerjasama satu dengan yang lainnya baik itu secara berpasangan atau dalam kelompok kecil sehingga  dapat memotivasi untuk secara berkelanjutan terlibat dalam tugas-tugas kompleks dan memperbanyak peluang untuk berbagi inkuiri dan dialog dan untuk mengembangkan keterampilan sosial dan keterampilan berpikir.
Pendekatan pembelajaran berbasis masalah digunakan tergantung dari tujuan yang ingin dicapai apakah berkaitan dengan :
1.      Penguasaan isi pengetahuan yang bersifat multidisipliner
2.      Penguasaan keterampilan proses dan disiplin heuristic
3.      Belajar keterampilan pemecahan masalah
4.      Belajar keterampilan kolaboratif
5.      Belajar keterampilan kehidupan yang lebih luas.
Ketika tujuan PBM lebih luas, maka permasalahan pun menjadi lebih kompleks dan proses PBM membutuhkan siklus yang lebih panjang.
Jenis PBM yang akan dimasukkan dalam kurikulum tergantung pada profil dan kematangan siswa, pengalaman masa lalu siswa, fleksibilitas kurikulum yang ada, tuntutan evaluasi, waktu, dan sumber yang ada.
Adapun alur proses Pembelajaran Berbasis Masalah dapat dilihat pada flowchart berikut ini :

Menentukan
Masalah
Analisis Masalah dan isu Belajar
Pertemuan dan Laporan
Penyajian Solusi dan Refleksi
Kesimpulan, integrasi, dan Evaluasi
Belajar
PengarahanDiri
Belajar
PengarahanDiri
Belajar
PengarahanDiri
Belajar
PengarahanDiri
 
















B.       Tujuan dan Manfaat Pendekatan Pembelajaran Berbasis Masalah
1.      Tujuan pendekatan pembelajaran berbasis masalah
Berdasarkan ciri-ciri yang telah dipaparkan sebelumnya, pembelajaran berbasis masalah memiliki tujuan :
a.       Membantu siswa mengembangkan keterampilan berpikir dan keterampilan pemecahan masalah.
Pembelajaran berbasis masalah memberikan dorongan kepada peserta didik untuk tidak hanya sekedar berpikir sesuai yang bersifat konkret, tetapi lebih dari itu berpikir terhadap ide-ide yang abstrak dan kompleks. Dengan kata lain pembelajaran berbasis masalah melatih peserta didik untuk memiliki keterampilan berpikir tingkat tinggi dan untuk mencapai semua itu hanya dapat dilakukan dengan menggunakan pendekatan pemecahan masalah ( problem solving) oleh peserta didik sendiri.

b.      Belajar peranan orang dewasa yang autentik.
Menurut Resnick (dalam Ibrahim dan Nur dalam Trianto, 2009:95) bahwa model pembelajaran berdasarkan masalah amat penting untuk menjembatani gap antara pembelajaran di sekolah formal dengan aktivitas mental yang lebih praktis yang dijumpai diluar sekolah. Berdasarkan pendapat tersebut  maka pembelajaran berbasis masalah memiliki implikasi :
1.    Mendorong kerjasama dalam menyelesaikan tugas.
2.    Memiliki elemen-elemen belajar magang, hal ini mendorong pengamatan dan dialog dengan orang lain, sehingga secara bertahap siswa dapat memahami peran orang yang diamati atau yang diajak diaog.
3.    Melibatkan siswa dalam penyelidikan pilihan sendiri, sehingga memungkinkan mereka menginterpretasikan dan menjelaskan fenomena dunia nyata dan membangun pemahaman terhadap fenomena tersebut secara mandiri

c.       Menjadi pembelajar yang mandiri.
Dengan bimbingan guru yang secara berulang-ulang mendorong dan mengarahkan mereka untuk mengajukan pertanyaan, mencari penyelesaian terhadap masalah nyata oleh mereka sendiri, siswa belajar untuk menyelesaikan tugas-tugas itu secara mandiri dalam hidupnya kelak.
2.      Manfaat pendekatan pembelajaran berbasis masalah
Dalam pendekatan pembelajaran berbasis masalah menggunakan metode pemecahan masalah sehingga siswa diharapkan mampu menyelesaikan masalah yang ada disekitarnya.

C.      Sintaks Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM)
Ibrahim dan Nur (2000) mengemukakan tahapan-tahapan dalam Pembelajaran Berbasis Masalah atau yang lebih dikenal dengan sintaks Pembelajaran Berdasarkan Masalah seperti pada tabel berikut ini :
Tahap
Tingkah Laku Guru
Tahap 1
Orientasi siswa pada masalah
Guru menjelaskan tujuan pembelajaran, menjelaskan logistik yang dibutuhkan, memotivasi siswa terlibat pada aktivitas pemecahan masalah yang dipilih.
Tahap-2
Mengorganisasi siswa untuk belajar
Guru membantu siswa mendefinisikan dan mengorganisasikan tugas belajar yang berhubungan dengan masalah tersebut.
Tahap-3
Membimbing penyelidikan individual maupun kelompok
Guru mendorong siswa untuk mengumpulkan informasi yang sesuai, malaksanakan eksperimen, untuk mendapatkan penjelasan dan pemecahan masalah
Tahap-4
Mengembangkan dan menyajikan hasil karya.
Guru membantu siswa dalam merencanakandan menyiapkan karya yang sesuai seperti laporan, video, model dan membantu mereka untuk berbagi tugas dengan temannya.
Tahap-5
Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah
Guru membantu siswa untuk melakukan refleksi atau evaluasi terhadap penyelidikan mereka dan proses-proses yang mereka gunakan.
D.      Peran Guru dalam Pendekatan Pembelajaran Berbasis Masalah
Peran guru dalam Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM) berbeda dengan peran guru di dalam kelas. Guru dalam PBM terus berpikir tentang beberapa hal :
1.      Bagaimana dapat merancang dan menggunakan permasalahan yang ada di duia nyata, sehingga siswa dapat menguasai hasil belajar?
2.      Bagaimana bisa menjadi pelatih siswa dalam proses pemecahan masalah, pengarahan diri, dan belajar dengan teman sebaya?
3.      Bagaimana siswa memandang diri mereka sendiri sebagai pemecah masalah yang aktif?

Untuk itu guru dalam PBM harus memusatkan perhatiannya pada :
1.      Menyiapkan perangkat berpikir siswa.
Menyiapkan siswa dalam PBM meliputi : membantu siswa mengubah cara berpikir; menjelaskan apakah PBM itu; memberi siswa ikhtisar siklus PBM, struktur, dan batasan waktu; mengkomunikasikan tujuan, hasil, dan harapan; menyiapkan siswa untuk pembaruan dan kesulitan yang akan menghadang; dan membantu siswa merasa memiliki masalah.
2.      Menekankan belajar kooperatif
Dalam proses PBM, siswa belajar bahwa bekerja dalam tim dan kolaborasi itu penting untuk mengembangkan proses kognitif yang berguna meneliti lingkungan, memahami masalah, mengambil dan menganalisis data penting, dan mengelaborasi solusi.
3.      Memfasilitasi Pembelajaran Kelompok Kecil dalam Pmbelajaran Berbasis Masalah.
Belajar dalam  kecil lebih mudah dilakukan apabila anggota berkisar 2 sampai 6 dengan satu orang guru selanjutnya dengan berbagai teknik belajar kooperatif, kelompok-kelompok tersebut digabungkan dalam langkah-langkah yang beragam dalam siklus PBM untuk menyatukan ide, berbagai hasil belajr, dan penyajian ide.
4.      Melaksanakan Pembelajaran Berbasis Masalah.

E.       Pelaksanaan Pendekatan Pembelajaran Berbasis Masalah
Trianto ( 2009) Sehubungan dengan peran guru dalam PBM, maka dalam pelaksanaannya guru harus melakukan beberapa hal yaitu ;
1.      Tugas-tugas Perencanaan
a.       Penetapan tujuan
Pembelajaran Berbasis Masalah dirancang untuk mencapai tujuan-tujuan seperti keterampilan menyelidiki, memahami peran orang dewasa, dan membantu siswa menjadi pemelajar yang mandiri.Dalam pelaksanaannya pembelajaran berdasarkan masalah dapat diarahkan untuk mencapai tujuan-tujuan tersebut.
b.      Merancang situasi masalah.
Beberapa guru dalam Pembelajaran Berbasis Masalah lebih memberi kesempatan dan keleluasaan kepada siswa untuk memilih masalah yang akan diselidiki untuk itu masalah harus nyata dalam kehidupan, adanya relevansi dengan kurikulum, tingkat kesulitan  dan tingkat kompleksitas masalah, masalah memiliki kaitan dengan disiplin ilmu, keterbukaan masalah, sebagai produk akhir, masalah tidak terstruktur, menantang, memotivasi, memungkinkan kerjasama, dan bermakna bagi siswa.
c.       Organisasi sumber daya dan rencana logistik
Guru harus dapat mengorganisasikan sumber daya dan merencanakan kebutuhan penyelidikan siswa, karena dalam pelaksanaan PBM dimungkinkan bekerja dengan berbagai material dan peralatan dan dapat dilakukan di dalam kelas, di perpustakaan, atau dilaboratorium.
2.      Tugas Interaktif
a.       Organisasi siswa pada masalah
Siswa perlu memahami bahwa tujuan PBM adalah tidak untuk memperoleh informasi baru, melainkan melakukan penyelidikan terhadap masalah-masalah penting dan untuk menjadi pemelajar mandiri.Untuk itu masalah yang disajikan diharapkan menggunakan kejadian yang mencengangkan dan menimbulkan misteri sehingga membangkitkan minat dan keinginan untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi.
b.      Mengorganisasikan siswa untuk belajar
c.       Membantu Penyelidikan mandiri dan kelompok.
Guru membantu siswa dalam pengumpulan informasi dari berbagai sumber dengan cara memberi pertanyaan yang membuat mereka berpikir tentang  suatu masalah dan jenis informasi yang diperlukan untuk memecahkan maslah tersebut. Guru mendorong pertukaran pertukaran ide secara bebas. Serta mengarahkan siswa untuk memperoleh hasil penciptaan atau peragaan dari penyelidikan tersebut baik berupa laporan, poster,video, atau model-model fisik
d.      Analisis dan Evaluasi Proses Pemecahan Masalah
Tugas guru pada tahap akhir pembelajaran berbasis maslah adalah membantu siswa menganalisis dan mengevaluasi proses berpikir mereka sendiri, dan keterampilan penyelidikan yang mereka gunakan.
3.      Lingkungan Belajar dan Tugas-tugas Manajemen
Hal penting yang harus diketahui adalah bahwa guru perlu memiliki seperangkat aturan dan prosedur yang jelas  dalam pengelolaan, penyimpanan, dan pendistribusian bahan agar pembelajaran dapat berlangsung tertib tanpa gangguan, dapat menangani perilaku siswa yang menyimpang secar cepat dan tepat, juga perlu panduan bagaimana mengelola kerja kelompok.
4.      Asessment dan evaluasi
Tugas assessment dan evaluasi yang sesuai untuk model pembelajaran berbasis masalah terutama terdiri dari menemukan prosedur penilaian alternative yang akan digunakan untuk mengukur pekerjaan siswa, misalnya assessment kinerja dan peragaan hasil meliputi assessment melakukan pengamatan, assessment merumuskan pertanyaan, assessment merumuskan sebuah hipotesis dan sebagainya yang jelas penilaiannya tidak hanya dengan tes tertulis atau tes kertas dan pensil.


F.        Kelebihan dan Kekurangan Pendekatan Pembelajaran Berbasis Masalah.
Selain bermanfaat ternyata PBM memilliki kelebihan dan kekurangan. Menurut Trianto (2009) kelebihan PBM sebagai suatu model pembelajaran adalah :
1.    Realistik dengan kehidupan siswa
2.    Konsep sesuai dengan kebutuhan siswa
3.    Memupuk sifat inquiri siswa
4.    Retensi Konsep jadi kuat
5.    Memupuk kemampuan Problem Solving

Kekurangan dari PBM sendiri adalah :
1.    Persiapan pembelajaran (alat, problem, konsep) yang begitu kompleks
2.    Sulitnya mencari masalah yang relevan
3.    Sering terjadi miss-konsepsi
4.    Konsumsi waktu, dimana model ini memerlukan waktu yang cukup dalam proses penyelidikan. Sehingga terkadang banyak waktu yang tersita untuk proses tersebut.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar