Kamis, 10 Maret 2011

10 Hewan Dengan Warna Terindah Dan Menakjubkan

1. Panther Chameleon
Panther Chameleon memiliki kemampuan luar biasa untuk mengubah warna dan menyembunyikan dirinya sendiri, namun dia tidak bisa memilih warna apa yang dia inginkan karena dipengaruhi oleh suhu, cahaya dan bahkan oleh moodnya

2. Sockeye Salmon
Kulit manusia pasti menjadi coklat karena panas, atau jadi merah jika kita malu, tetapi bayangkan jika warna kulit Anda benar-benar berubah dengan lingkungan anda? Itulah apa yang Salmon Sockeye biasa lakukan, normalnya berwarna biru dan perak, mereka akan berubah menjadi merah dan hijau sebelum bertelur.

3. Bird of Paradise
Bird of paradise jantan memiliki bulu warna-warni yang fantastis, dia menari, berpose dan benar-benar berubah bentuk untuk merayu betina yang tampak kurang eksotis. Keberadaan bird of paradise kurang beruntung karena memiliki nilai besar terhadap penduduk asli dari New Guinea, dimana bulu dan kulit mereka diperdagangkan, bahkan beberapa spesies terancam punah.

4. Weedy Sea Dragon
Weedy sea dragon adalah makluk dasar laut aneh yang indah dan penuh warna. Yang betina bisa menghasilkan 250 telur sekaligus, dan yang jantan menjaga setelah mereka bertelur dan dia tidak boleh kehilangan mereka. weedy sea dragon ditemukan di lepas pantai Australia, dimana badannya memungkinkan untuk bersembunyi di antara rumput laut ketika predator datang.

5. Blue-Footed Booby
Blue-footed booby betina tertarik pada yang jantan yang warna kakinya lebih terang, jadi beruntung bagi burung yang memiliki warna kaki yang lebih cerah pada musim kawin. Burung ini biasa ditemukan di Kepulauan Galapagos di Pasifik, tetapi dapat juga ditemukan di berbagai pulau tropis dan subtropis lainnya.

6. Temminck’s Tragopan
Dengan jambul warna orange dan coklat, dada yang terlihat seperti hiu paus berbaring di atas hati, Temminck’s Tragopan sangatlah mencolok. Tidaklah mengherankan kalau ia dianggap burung yang paling tampan di dunia. Burung yang menakjubkan ini ditemukan di hutan Asia Selatan. Warna biru wajahnya sebenarnya adalah kulit, bukanlah bulu.

7. Clownfish
Clownfish terlihat cantik dengan warna orange cerah dan garis-garis putih, tapi itu tertutup dengan lumpur. Hal ini penting untuk ikan membentuk satu tim besar dalam alam dengan anemon laut meskipun mereka bergantung pada satu sama lain untuk bertahan hidup, dan lendir melindungi Clownfish dari sengatan anemon itu.

8. Lesser Flamingo
Apakah Anda tahu warna merah muda cantik flamingo yang terkenal itu berasal dari pigmen dalam alga yang dimakan itu? lesser flamingo adalah yang terkecil dan paling produktif dari keluarga flamingo yang ditemukan di Afrika dan beberapa bagian Asia. Burung-burung yang indah ini diburu dan dimakan oleh babon, kucing liar dan elang.

9. Sailfish
Ikan sailfish yang bercorak biru pasti membuat pernyataan, tapi tidak ada hubungannya dengan fashion. Mereka menyala ketika sailfish berburu, membingungkan mangsanya dan membiarkan para pemburu mengetahui apa yang mereka lakukan. Sailfish biasanya menyimpan senjatanya di bawah dan dimunculkan saat dia terancam untuk memunculkan ilusi yang lebih besar

10. Monarch Butterfly
Semua orang menyukai kupu-kupu, terutama yang cantik, tapi warnanya yang benar-benar indah menjadi peringatan bagi pemangsa untuk tidak memangsa mereka karena mereka beracun. Monarch mungkin paling dikenal saat migrasi ke selatan di Amerika Utara, ketika salju musim dingin pertama tiba. Kupu-kupu ini hanya bermigrasi ke utara dan selatan seperti yang biasa burung lakukan.

Minggu, 06 Maret 2011

10 PELAWAK TERLUCU DI INDONESIA


1. Sule Prikitiiiiiiw
Entis Sutisna atau sering dipanggil dengan sule merupakan artis indonesia yang berprofesi sebagai komedian indonesia. Lewat kemenangannya di ajang pencari bakat komedian di TPI, melalui Grup lawak SOS lah akhirnya karir Sule Melambung. Sule pun berperan di berbagai acara komedian, seperti OVJ dan Awass ada sule.











2. Olga Syahputra

Yoga Syahputra atau lebih dikenal dengan nama Olga Syahputra (lahir di Jakarta, 8 Februari 1983; umur 26 tahun) adalah seorang aktor, pelawak, dan pembawa acara Indonesia. Olga seringkali berperan waria. Namun Olga menampik kalau dirinya memiliki orientasi seksual menyimpang. Sekarang Olga berjaya di Dahsyat, OMG, dan Seger Beneeerr..

3. Aziz Gagap
gagap nya disetiap acaranya. Nama azis mulai dikenal ketika dirinya menjadi lakon dari acara komedi Opera Van java bersama temannya Nunung, Andre Stinky, dan Sule.
Selain di acara komedi Aziz juga menjadi host / presenter di beberapa acara tv diantaranya Beauty And Aziz, Opera Van java, Derings. Saat ini azis merupakan artis yang mempunyai 2 istri dan sudah dikaruniai dengan 3 anak dari hasil pernikahannya dia dengan kedua istrinya tersebut.



4. Parto Patrio
Nama Asli : Eddy Supono
(lahir di Jakarta, 17 April 1961; umur 48 tahun) lebih dikenal sebagai Parto Patrio salah satu anggota grup trio lawak Patrio.
Bersama kedua rekan penyiar di Radio SK, Akri dan Eko, mereka mendirikan grup lawak Patrio tanggal 10 Oktober 1994. Patrio mencapai ketenaran nasional lewat acara Ngelaba di stasiun telvisi TPI. Setelah nama mereka populer, masing-masing anggota sering mendapat pekerjaan untuk manggung sendiri-sendiri. Meski demikian, mereka tetap berkomitmen untuk Patrio. Selain sering muncul di acara dengan tema lawak, Parto juga pernah mendukung beberapa sinetron komedi, di antaranya sinetron Oke-Oke Bos.Dan akhirnya pada tahun ini Parto menjadi host di acara Opera Van Java di Trans7 dan melawak di sitkom trans7 yang berjudul OKB.



5. Komeng
Alfiansyah (lahir: Jakarta, 25 Agustus 1970) (populer dipanggil Komeng) adalah seorang pelawak Indonesia. Ia terkenal sebagai pembawa acara Spontan yang ditayangkan di SCTV sejak tahun 1995 hingga sekarang. Pelawak idolanya adalah Benyamin Sueb.

6. Aming
Aming (bernama lengkap Aming Supriatna Sugandhi; lahir 7 November 1980; umur 29 tahun) adalah komedian yang saat ini cukup kondang lewat sebuah acara komedi Extravaganza di Trans TV. Selain itu dia juga bintang iklan, di antaranya adalah bintang iklan tetap kartu "AS" dari Telkomsel.

7. Andre Taulany
Andre Taulany atau sering disebut dengan Andre Stinky / Andre OVJ merupakan artis / Komedian Indonesia indonesia yang lahir di jakarta, 17 September 1974 dan berprofesi sebagai pemain sinetron, film, sekaligus sebagai Komedian. Andre merupakan artis indonesia yang sudah bermain di beberapa sinetron diantaranya Cerita Cinta, Terang Milikku Juga selain itu Andre Stinky juga pernah membintangi film layar lebar seperti Kiamat Sudah Dekat, Kunfayakun, dan Susuk pocongkkkkkkkkkkk. Andre lebih dikenal sebagai Andre OVJ sejak perannya di acara Komedi Opera Van Java TRANS 7.


8. Budi Anduk
Mengawali karir sebagai figuran program Ngelaba (Patrio) tahun 1996, suami dari Neneng Nurhayati ini telah pula membintangi dua film layar lebar, yakni TIREN dan TULALIT. Ia juga menyatakan sedang menunggu panggilan syuting film KUTUNGGU JANDAMU, yang rencananya dibintangi bersama penyanyi dangdut Dewi Persik.

9. Nunung
Tri Retno Prayudati atau lebih dikenal dengan Nunung merupakan artis kelahiran Solo, Jawa tengah, 5 April 1964 yang menjalankan profesinya sebagai komedian di tanah air. Namanya dikenal ketika dirinya menjadi salah satu pemain dalam lakon srimulat. Selain itu nunung juga tenar ketika bermain dalam sinetron Si Doel Anak Sekolahan. Sekarang ia bermain dalam acara komedi Opera Van java bersama sule, azis, dan andre taulany.
Nunung juga sempat menyabet penghargaan Panasonic Award 1999 dengan kategori Pemeran Komedi Wanita Terfavorit.


10. Arie Untung
Arie Kuncoro Untung atau lebih sering dikenal dengan nama Arie untung merupakan artis kelahiran 15 Januari 1977 yang berprofesi sebagai presenter sekaligus pemain film indonesia. Debutnya di dunia hiburan diawali ketika dirinya menjadi salah satu VJ MTV. Setelah memutuskan keluar dari MTV, Arie pun mulai menjadi aktor di berbagai film. Film perdananya berjudul “Brownies” tahun 2004 yang diperankannya bersama artis cantik Marcella Zalianty. Saat ini, Arie untung juga berperan sebagai presenter di acaranya Gong Show yang di bawakannya bersama Adul, Komeng, dan juga Olga Syahputra. Arie untung juga menjadi komedian di acara Tawa Sutra XL bersama budi anduk dan pepi.

Rabu, 02 Maret 2011

ILMU KALAM DALAM BAHASA LAINNYA DAN OBJEK STUDINYA

KATA PENGANTAR

Pertama-tama kami panjatkan puja-puji syukur ke hadirat Allah SWT. Yang telah memberikan rahmat, taufik, dan hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ilmu kalam ini. Dengan adanya ini dapat membantu rekan-rekan kami dan menambah secuil pengetahuan kami dalam kalam.
Kami menyadari jika masih banyak kesalahan dalam pembuatan makalah ini, bukan di karnakan karna keterbatasan ilmu hadist melainkan keterbatasan ilmu kami sendiri yang terasa kurang.
Semoga makalah ini punya manfaat bagi kita semua dan diberkahi ilmunya.
Langsa, 9 Maret 2011

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

    Ketika kita berbicara mengenai ilmu kalam, harusnya lebih mengetahui apa hakekat dan faedah atau pun keutamaan dari ilmu tersebut. Sebab, bagaimana mungkin kita sebagai umat muslim ketika menyerukan kebenaran Islam tidak mempunyai ilmu ataupun dasar pemahamannya
Jadi,ilmu pengetahuan itu lebih didahulukan sebelum beramal. Bahkan ilmu itu merupakan salah satu syarat perkataan dan perbuatan, sebab keduanya menjadi
acuan tanpa adanya ilmu. Maka itu, keberadaannya lebih didahulukan daripada keduanya.[1]
Banyak sekali bab-bab yang terdapat di dalam kitab-kitab yang dikarang berbicara tentang perhatian Islam yang begitu besar kepada ilmu, mengenai kedudukan ilmu dan ulama. Bahkan dinyatakan bahwa ulama itu adalah pewaris para Nabi. Para malaikat memayungi para penuntut ilmu dengan sayap-sayapnya karena rela dengan apa yang mereka tuntut itu. Bahwa siapa-siapa yang dikehendaki Allah untuk mendapatkan kebaikan maka ia akan diberi kefahaman tentang agama. Sesungguhnya ilmu yang benar itulah yang menunjukkan jalan kepada keimanan, dan keimanan yang benar ialah yang membukakan jalan kepada ilmu.

   Dinyatakan ilmu lebih utama dari ibadah, lebih utama pula dari pada jihad. Bahwasanya ilmu yang dikehendaki oleh Islam adalah ilmu dunia dan akhirat, ilmu ketuhanan, ilmu tentang kehidupan, ilmu eksperimental dan semua cabang ilmu yang mendatangkan kebaikan bagi kehidupan.[2]
Dapat kami simpulkan bahwa ilmu itu adalah suatu syarat sebelum melakukan sesuatu atau menerapkannya. Sedangkan ilmu Kalam adalah pengantar kepada pemahaman yang lebih luas dalam Ilmu Agama. Dalam memahami Ilmu Agama, langkah pertama dalam mempelajari ilmu agama adalah dengan cara memahami Aqidah-aqidah pokok yang diajarkan oleh Qur’an dan Hadits,
Adapun tujuan utama dari ilmu kalam adalah untuk menjelaskan landasan keimanan umat Islam dalam tatanan yang filosofis dan logis. Bagi orang yang beriman, bukti mengenai eksistensi dan segala hal yang menyangkut dengan Tuhan yang ada dalam al-Qur’an, Hadits, ucapan sahabat yang mendengar langsung perkataan Nabi dan lain sebaganya, sudah cukup. Namun tatkala masalah ini dihadapkan pada dunia yang lebih luas dan terbuka, maka dalil-dalil naqli tersebut tidak begitu berperan. Sebab, tidak semua orang meyakini kebenaran al-Qur’an dan beriman kepadanya. Karenanya diperlukan lagi interpretasi akal terhadap dalil yang sudah ada dalam al-Qur’an tersebut untuk menjelasakannya. Awalnya perbincangan mengenai teologi ini hanyalah debat biasa sebagai diskusi untuk mempertajam pemahaman keIslaman, namun lama-kelamaan ia membentuk sebuah kelompok pro-kontra yang berjuang pada kebencian, permusuhan dan bahkan peperangan.
Kami berharap dengan ditulisnya materi Ilmu Kalam ini dapat memberikan efek positif kepada kita yang tengah menjalani mata kuliah Ilmu Kalam ini. Dengan pembahasan yang sederhana ini mudah-mudahan dapat membantu kita untuk memberikan suatu motivasi dan pemahaman untuk kita dalam menjalani hidup dan kehidupan beragama kita sekarang hingga akhir nanti.

B. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dalam makalah ini adalah :
- Apakah ilmu Kalam itu ?
- Ada berapa ilmu kalam yang semakna?
- Bagaiamana objek kajian ilmu Kalam itu ?

BAB II

PEMBAHASAN

1. Pengertian ilmu kalam
   Ilmu kalam dalam bahasa Arab biasa diartikan sebagai ilmu tentang perkara Allah dan sifat-sifat-Nya. Oleh sebab itu ilmu kalam biasa disebut juga sebagai ilmu ushuluddin atau ilmu tauhid ialah ilmu yang membahas tentang penetapan aqoid diniyah dengan dalil (petunjuk) yang kongkrit.
Ilmu Kalam menurut Syekh Muhammad Abduh adalah ilmu yang membahas tentang wujud Allah, tentang sifat-sifat yang wajib tetap bagi-Nya, sifat-sifat yang jaiz disifatkan kepada-Nya dan tentang sifat-sifat yang wajib yang ditiadakan dari pada-Nya. Juga membahas tentang Rasulullah untuk menetapkan kebenaran risalahnya, apa yang wajib ada padanya, hal-hal yang jaiz dihubungkan pada diri mereka dan hal-hal yang terlarang menghubungkan pada diri mereka.
Sedangkan kenapa dinamakan dengan Ilmu Kalam, yaitu dikarenakan :
a) Dalam membahas masalah-masalah ketuhanan tidak lepas daripada dalil-dalil akal yang sesuai dengan logika, dimana penampilannya melalui perkataan ( kalam ) yang jitu dan tepat. Ahli-ahli ilmu kalam adalah orang-orang yang ahli dalam berbicara, ahli dalam mengemukakan argumentasi dalam persoalan yang dibahasnya.

b) Persoalan yang terpenting dan ramai dibicarakan serta diperbincangkan pada masa-masa pertama Islam, terutama diawal pertumbuhan ilmu Kalam ialah Firman Allah ( kalam Allah ), yaitu Al Qur’an. Apakah kalam Allah itu Qadim atau Hadist.
Pengertian secara harfiah kata Kalam berarti pembicaraan. Tetapi bukan dalam arti sehari-hari ( ngobrol ) melainkan dalam pengertian “Pembicaraan yang bernalar & menggunakan logika”. Maka ciri utama Ilmu Kalam adalah rasionalitas & Logis. Sehingga ia erat dengan ilmu mantiq/logika. Masing-masing ulama Kalam/Mutakallimiin memberikan batasan / ta’rif Ilmu Kalam berbeda-beda sesuai dengan argumentasi masing-masing.

  Al-Farabi mendefinisikan ilmu kalam sebagai disiplin ilmu yang membahas Dzat dan sifat Allah beserta eksistensi semua yang mungkin, mulai yang berkenaan dengan masalah dunia sampai maslah sesudah mati yang berlandaskan doktrin Islam. Stressing akhirnya adalah memproduksi ilmu ketuhanan secara filosofis.
   Sedangkan, Ibnu Kaldun mendefinisikan ilmu kalam sebagai disiplin ilmu yang mengandung berbagai argumentasi tentang akidah imani yang diperkuat dalil-dalil rasional.
Melihat dari definisi tersebut ilmu kalam bisa juga di defenisikan sebagai ilmu yang membahas berbagai masalah ketuhanan dengan menggunakan argumentasi logika atau filsafat. Oleh sebab itu sebagian teolog membedakan antara ilmu kalam dengan ilmu tauhid.
Ilmu Kalam lebih dikenal dengan nama Ilmu Filosofi atau Ilmu Filsafat. Kebanyakan ustadz-ustadz indonesia yang mengaku intelek berbahagia dengan ilmu filsafat, kecuali ustadz yang diberi petunjuk oleh Allah Ta’ala.

Adapun beberapa pendapat ahli mengenai Ilmu Kalam
a. Tidak ada suatu cabang ilmu yang di dalamnya paling banyak pertentangan dan paling banyak perbedaan pendapat selain Ilmu Kalam (Hassan Hanafi).
b. Ilmu Kalam tidak memuaskan orang pintar dan tidak
memberi manfaat kepada orang bodoh (Hassan Hanafi).
c. Setiap orang yang ingin menyelami seluk-beluk agamanya
secara mendalam, perlu mempelajari teologi yang terdapat dalam agama yang dianutnya (Harun Nasution).

   Ilmu Kalam adalah salah satu dari empat Ilmu Ke-Islaman yaitu : Ilmu Kalam, FiqihTasawuf dan Filsafat. Kajian Ilmu Kalam terfokus pada aspek-aspek ketuhanan dan derivasinya (bentuk-bentuknya). Karena itu sering disebut Teologi Dialektika,
Rasional.
a) Nama-nama selain ilmu tauhid
1. Ilmu Tauhid
Ilmu Tauhid adalah ilmu yang membahas tentang wujud Allah, soal-soal yang wajib, mustahil, dan jaiz bagi Allah dan Rasul-Nya, serta mengupas dalil-dalil yang mungkin sesuai dengan akal, guna membuktikan adanya zat yang mewujudkan, kemudian juga mengupas dalil-dalil sam’iyat guna mempercayai sesuatu dengan yakin.
Sebab dinamai ilmu Tauhid dikarenakan ilmu ini membahas keesaan Allah.
2. Ilmu Ushuluddin
Ushuluddin adalah serangkaina kata yang terdiri dari ushul dan ad-din. Ushul adalah jama’ dari ashl yang berarti pokok, dasar, fundamen sedangkan ad-din artinya adalah agama. Jadi perkataan Ushuluddin menurut logatnya berarti pokok atau dasar-dasar agama.
Alasan dinamai dengan ilmu Ushuluddin yaitu karena ilmu ini membahas tentang prinsip-prinsip agama Islam.
“Ilmu Ushuluddin adalah ilmu yang membahas padanya tentang prinsip-prinsip kepercayaan agama dengan dalil-dalil qath’I dan dalil-dalil akal fikiran”
3. Ilmu Aqaid
Aqaid artinya simpulan – buhul, yakni kepercayaan yang tersimpul dalam hati. Aqaid adalah jama’ dari aqidah. M. Hasby As Sidiqi menjelaskan dalam bukunya tentang maudhu’ tahid, dia mengatakan bahwa maudhu’tauhid adalah pokok pembicaraan ilmu tauhid yaitu aqidah yang diterangkan dalil-dalilnya.
Jadi, ini dinamakan dengan ilmu Aqaid disebabkan ilmu ini berbicara tentang kepercayaan Islam. Syekh Thahir Al Jazairy menerangkan :
“Aqidah Islam ialah hal-hal yang diyakini oleh orang-orang Islam, artinya mereka menetapkan atas kebenarannya “
4. Ilmu Ma’rifah
Ma’rifah artinya adalah pengenalan atau mengenal. Dalam Islam, tentang ilmu ketuhanan ini sering disebut dengan ilmu Ma’rifah karena ilmu ini membahas terhadap hal-hal yang berkenaan dengan sifat-sifat-Nya yang wajib, mustahil, dan jaiz bagi-Nya.
5. Theology Islam
Penulis-penulis barat banyak menggunakan sebutan theology Islam, tentang ilmu Kalam, baik dari segi loghat maupun istilah. Theology terdiri dari dua kata yaitu “theos” yang berarti Tuhan dan “logos” yang berarti ilmu. Oleh karena itu theology bermakna ilmu tentang tuhan atau ilmu tentang ketuhanan.
b) Materi kajian ilmu kalam
I. Aqidah islam
Aqidah Jama’ dari aqoid artinya apa yang dapat diyakini atau dipercayai oleh hati manusia. Sehingga para ulama Kalam banyak mengarang buku yang berpautan dengan Ilmu Kalam memberi judul Aqidah antara lain :
• Ibnu Taymiyah: Aqidah Ahlussunnah
• Almaturidiyah: Risalah bil Aqoid
• Al Ghazali :Al Iqtishod Fil I’tiqod
II. Sebab-sebab penamaan
Adapun ilmu ini dinamakan ilmu Kalam, disebabkan :
a. Persoalan yang terpenting yang menjadi pembicaraan pada abad-abad permulaan hijriah ialah apakah Kalam Allah (Al-qur’an) itu qadim atau hadits.
b. Dasar ilmu Kalam ialah dalil-dalil fikiran dan pengaruh dalil fikiran ini tampak jelas dalam pembicaraan para mutakallimin. Mereka jarang mempergunakan dalil naqli (Al-Qur’an dan hadits), kecuali sesudah menetapkan benarnya pokok persoalan terlebih dahulu berdasarkan dalili-dalil fikiran.
c. Dinamakan Ilmu Kalam karena pembicaraan tentang Tuhan dibahas dengan logika. Maksudnya menggunakan dalil-dalil aqliyah ; dari permasalahan masalah sifat-sifat kalam bagi Allah.
2. Objek studi ilmu kalam
Objek kajian ilmu kalam adalah ketuhanan dan segala sesuatu yang berkaitan dengan-Nya, jadi dilihat dari ospek objeknya ilmu kalam tersebut membahas masalah yang berkaitan dengan masalah ketuhanan. Ilmu kalam dengan metodenya sendiri mencoba mencari kebenaran tentang tuhan, dan dalam pertumbuhannya ilmu kalam (theology) berkembang menjadi teologi rasional dan teologi tradisional, tapi jika dilihat dari aspek manfaat ilmu kalam diantaranya berperan sebagai ilmu yang mengajak orang yang baru untuk mengenal rasio sebagai upaya mengenal tuhan secara rasional.
Objek studi ilmu kalam itu dapat kita bagi menjadi 2 bagian:
a) Objek material
Suatu objek yang memiliki wujud dan nyata bentuknya baik dari keadaannya, bentuk fisik dan lain seperti sumber-sumber dari mana ilmu kalam itu disimpulkan. Sumber-sumber ilmu Kalam sebagai berikut:
1) Al-qur`an
Al-Qur’an sebagai sumber Ilmu Kalam, Al-Qur’an banyak menyinggung hal yang berkaitan dengan masalah ketuhanan, diantaranya adalah :[5]
a. Q.S Al-Ikhlas(112) : 3-4. Ayat ini menunjukkan bahwa Tuhan tidak beranak dan diperanakkan, serta tidak ada sesuatu pun di dunia ini yang tampak sekutu (sejajar) dengan-Nya.
b. Q.S Asy-Syura(42) : 7. Ayat ini menunjukkan bahwa Tuhan tidak menyerupai apapun di dunia ini. Ia Maha Mendengar dan Maha Mengetahui.
c. Q.S Al-Furqan(25) : 59. Ayat ini menunjukkan bahwa Tuhan Yang Maha Penyayang bertahta di atas “Arsy”. Ia pencipta langit, bumi, dan semua yang ada di antara keduanya.
d. Q.S Al-Fath(48) : 10. Ayat ini menunjukkan Tuhan mempunyai “tangan” yang selalu berada di atas tangan orang-orang yang melakukan sesuatu selama mereka berpegang teguh dengan janji Allah.
e. Q.S Thaha(20): 39. Ayat ini menunjukkan bahwa Tuhan mempunyai “mata” yang selalu digunakan untuk mengawasi seluruh gerak, termasuk gerakan hati makhluk-Nya.
2) Hadist
Hadits Nabi saw. Pun banyak membicarakan masalah-masalah yang dibahas ilmu kalam. Diantaranya adalah :
- Hadits yang artinya : “Diriwayatkan dari Abu Hurairah r.a katanya, Pada suatu hari ketika Rasulullah saw. Berkata bersama kaum muslimin, datanglah
seorang laki-laki kemudian bertanya kepada beliau, “Wahai Rasulullah, ‘apakah yang dimaksudkan dengan iman?’ Rasul menjawab,’ Yaitu, kamu percaya kepada Allah, para malaikat, semua kitab yang diturunkan, hari pertemuan dengan-Nya, para rasul dan hari kebangkitan. ‘Lelaki itu bertanya lagi,’Wahai Rasulullah, apakah pula yang dimaksudkan dengan Islam? Rasulullah menjawab, Islam adalah mengabdikan diri kepada Allah dan tidak menyekutukan-Nya dengan perkara lain, mendirikan shalat yang telah difardhukan, mengeluarkan zakat yang diwajibkan, dan berpuasa pada bulan Ramadhan.’ Kemudian lelaki itu bertanya lagi,’Wahai Rasulullah! Apakah ihsan itu? Rasulullah saw menjawab, ‘Hendaklah engkau beribadah kepada Allah seolah-olah engkau melihat-Nya. Sekiranya engkau tidak melihat-Nya, ketahuilah bahwa Dia senantiasa memperhatikanmu.’ Lelaki tersebut bertanya lagi, ‘Wahai Rasulullah, bilakah aku tidak lebih tahu darimu, tetapi aku akan ceritakan kepadamu mengenai tanda-tandanya. Apabila seorang hamba melahirkan majikannya, itu adalah sebagian dari tandanya. Apabila seorang miskin menjadi pemimpin masyarakat, itu juga tandanta. Apabila masyarakat yang asalnya pengembala kambing mampu bersaing dalam mendirikan bangunan-bangunan mereka, itu juga tanda akan terjadi kiamat. Hanya lima perkara itu saja sebagian dari tanda-tanda yang kuketahui. Selain dai itu Allah saja Yang Maha Mengetahuinya.’ Kemudian Rasulullah saw, membaca surat Luqman ayat 34,’Sesungguhnya Allah lebih mengetahui bilakah akan terjadi hari kiamat, disamping itu Dialah juga yang menurunkan hujan dan mengetahui apa yang ada dalam rahim ibu yang mengandung. Tiada seorang pun mengetahui apakah yang diusahakannya pada keesokan hari, yaitu baik atau jahat, tiada seorang pun yang mengetahui di manakah dia akan menemui ajalnya. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi amat meliputi pengetahuan-Nya.’ Kemudian lelaki itu beranjak dari situ. Rasulullah saw terus bersabda kepada sahabatnya,’Panggil orang
kembali itu.’ Lalu para sahabat mengejar kearah lelaki tersebut dan
memanggilnya kembali, tetapi lelaki tersebut telah hilang. Rasulullah saw. Pun bersabda, ‘lelaki tadi adalah Jibril a.s. kedatangnnya adalah untuk mengajar manusia tentang agama mereka.
Adapula beberapa hadits yang kemudian dipahami sebagian ulama sebagai prediksi Nabi mengenai kemunculan berbagai golongan dalam Ilmu Kalam.
Syaikh Abdul Qadir mengomentari bahwa Hadits yang berkaitan dengan faksi umat ini, yang merupakan salah satu kajian ilmu kalam, mempunyai sanad yang sangat banyak.[6]Diantara sanad yang sampai kepada Nabi adalah berasal dari beberapa sahabat, seperti Anas bin Malik, Abu Hurairah, Abu Ad-Darda, Jabir, Abu said Al-Khudri, Abu Abi Kaab, Abdullah bin Amr bin Al-Ash, Abu Ummah, Watsilah bin Al-Aqsa.
3) pemikiran manusia
Sebelum filsafat Yunani masuk dan berkembang di dunia Islam sendiri atau pemikiran yang berasal dari luar umat Islam.
Sebenarnya umat Islam telah menggunakan rasionalnya untuk menjelaskan hal-hal yang berkaitan dengan ayat-ayat Al-Qur’an, terutama dengan yang belum jelas maksudnya (al-mutasyabihat). Keharusan untuk menggunakan rasio ternyata mendapat pijakan dari beberapa ayat Al-Quran, diantaranya :
Q.S Muhammad (47) : 24
أَفَلا يَتَدَبَّرُونَ الْقُرْآنَ أَمْ عَلَى قُلُوبٍ أَقْفَالُهَا
Artinya :“Maka apakah mereka tidak memperhatikan Al-Qur’an ataukah hati mereka terkunci?”
Ayat serupa dapat ditemukan pada An-Nahl (16) : 68-69, Al-Jaatsiyah(45) : 12-13; Al-Isra’ (17) : 44; Al-An’am (6) : 97-98; At-Taubah (9) : 122; Ath-Thariq (86) : 5-7; Al-Ghatsiyah (88) : 7-20; Shad (38) : 29; Muhammad (47) : 24; An-Nahl : 17; Az-Zumar (39) : 9; Adz-Dzariyat (51) : 47-49, dan lain-lain
4) insting
Secara instingtif, manusia selalu ingin ber-Tuhan dan hal ini telah berkembang sejak adanya manusia pertama. Abbas Mahmoud Al-Akkad menyatakan bahwa keberadaan mitos merupakan asal-usul agama di kalangan orang-orang primitif.
Dikatakan oleh Mustafa Abdul Ar-Raziq bahwa ilmu ini bermula di tangan pemikir Mu’tazilah, Abu Hasyim dan kawannya Imam Al-Hasan bin Muhammad bin Hanafiyah.
Orang pertama yang membentangkan pemikiran Islam secara lebih baik dengan logikanya adalah Imam Al-Asy’ari, tokoh ahli Sunnah Wal Jama’ah, malui tulisan yang terkenal yaitu Al-Maqalat.
b) Objek formal
Objek formal adalah suatu objek yang memiliki tentang sifat ketuhanan, baik dari bentuknya dan sifatnya, seperti hubungan ilmu kalam, filsafat dan tasawwuf. Dan disini objek formal mempunyai 3 hubungan yang sangat dekat hubungannya.
1) Titik persamaan
Dalam ilmu kalam, filsafat, dan tasawwuf mempunyai kesamaan objek kajian. Objek kajian ilmu kalam adalah ketuhanan dan segala sesuatu yang berkaitan dengannya sedangkan objek kajian filsafat adalah terfokus pada masalah ketuhanannya, disamping masalah alam, manusia dan segala sesuatu yang ada. Sementara itu objek kajian tasawwuf adalah tuhan yakni upaya-upaya pendekatan terhadapnya. Jadi bila dilihat dari objeknya ketiga ilmu tersebut, membahasa masalah yang berkaitan dengan ketuhanan.
Argumentasi filsafat sebagaimana ilmu kalam dibangun diatas logika. Oleh karena itu, hasil kajiannya bersifat spekulatif. Kerelatifan hasil karya logika tiu menyebabkan beragamnya kebenaran yang dihasilkannya.
Baik ilmu kalam, filsafat maupun tasawwuf berusaha dengan hal yang sama yaitu kebenaran ilmu kalam dengan metodenya sendiri berusaha mencari kebenaran tentang tuhan dan yang berkaitan dengannya. Filsafat dengan wataknya sendiri pula berusaha menghampiri kebenaran baik tentang alam maupun manusia atau tentang tuhan, sementara tasawwuf juga dengan metodennya yang tipical berusaha menghampiri kebenaran yang berkaitan dengan perjalanan spiritual menuju tuhan.
2) Titik perbedaan
Pada titik perbedaan kali ini ilmu kalam, filsafat, dan tasawwuf juga memiliki perbedaan dari segi metodologi-Nya, jika illmu kalam sebagai ilmu yang menggunakan logika di samping argumen-argumen naqliyah berfungsi untuk mempertahankan keyakinan ajaran agama yang sangat tampak nilai-nilai apologi-Nya.
Pada dasarnya ilmu kalam itu menggunakan metode dialetika atau dikenal juga dengan istilah dialog keagamaan . oleh karena itu sebagai dialog keagamaan maka ilmu kalam ini berisi keyakinan-keyakinan kebenaran, praktek dan pelaksanaan ajaran agama serta pengalaman keagamaan yang dijelaskan dengan pendekatan rasional.
Sementara itu filsafat adalah ilmu yang digunakan untuk memperoleh kebenaran rasional, metode yang digunakan-Nya pun adalah metode rasional. Filsafat menghampiri kebenaran dengan cara menuangkan akal budi secara radikal dan integral serta universal, tidak mengalami rasa ikatan oleh apapun terkecuali oleh ikatan tangannya sendiri yang bernama logika.
Berkenaan dengan keberagaman kebenaran yang dihasilkan oleh kerja logika maka dalam filsafat dikenal apa yang disebut”kebenaran korespondensi”. Dalam pandangan-nya bahwa kebenaran adalah persesuaian antara pernyataan fakta dan data itu sendiri atau dengan bahasa yang sangat sederhana bahwa kebenaran adalah persesuai antara apa yang ada di dalam rasio dengan kenyataan sebenarnya di alam nyata. Disamping kebenaran korespondensi terdapat juga kebenaran koherensi. Dalam pandangan-Nya kebenaran adalah kesesuaian antara suatu pertimbangan baru dan sesuatu pertimbangan yang telah dilakukan kebenaran-Nya secara umum dan permanen. Jadi kebenaran di anggap tidak benar kalau tidak sesuai dengan kebenaran yang dianggap benar oleh ulama umum.
Disamping 2 macam kebenaran tersebut di atas, di dalam filsafat di kenal juga kebenaran pragmatik. Dalam pandangan-Nya kebenaran adalah sesuatu yang bermanfaat dan mungkin dapat di kerjakan dengan dampak yang memuaskan. Jadi sesuatu itu akan dianggap tidak benar kalau tidak tampak manfaatnya secara nyata dan sulit di kerjakan.
Adapun ilmu tasawwuf adalah ilmu yang lebih menekankan rasa dari pada rasio oleh sebab itu filsafat dan tasawwuf sangat distingtiff. Sebagai sebuah ilmu yang di peroleh dari rasa, ilmu tasawwuf bersifat subyektif yakni sangat berkaitan dengan pengalaman seseorang. Itulah sebabnya bahasa tasawwuf sering tampak aneh bila dilihat dari aspek rasio, karena hal ini pengalaman rasa sangat sulit dibahasakan. Pengalaman rasa lebih mudah dirasakan langsung oleh orang yang ingin memperoleh kebenaran-Nya dan mudah di gambarkan dengan bahasa lambang sehingga sangat dapat di interprestasikan bermacam-macam.
Didalam pertumbuhan-Nya ilmu kalam berkembang menjadi teologi rasional dan teologi tradisional sedangkan filsafat berkembang menjadi sains dan sain berkembang menjadi kealaman, sosial dan humaniora; sedangkan tasawwuf berkembang juga menjadi tasawwuf praktis dan tasawwuf teoritis.
Dan dari ketiga ilmu tersebut jika kita dilhat kembali dari sisi aksiologi, teologi diantaranya berperan sebagai ilmu yang mengajak orang baru untuk mengenal rasio sebagai upaya mengenal tuhan secara rasional. Adapun filsafat lebih berperan sebgai ilmu yang mengajak kepada orang yang mempunyai rasional secara prima untuk mengenal tuhan, adapun tasawwuf lebih berperan sebagai ilmu yang memberi kepuasan kepada orang yang melepaskan rasio-Nya secara bebas.
3) Titik singgung ilmu kalam dan ilmu tasawwuf
Ilmu kalam merupakan disiplin ilmu keislaman yang mengedepankan pembicaraan tentang persoalan-persolan kalam tuhan. Persoalan-persoalan kalam ini biasa-Nya m biasabya bertendensjengarah kepada pembicaraan yang sangat mendalam dengan dasar-dasar argumentasi baik aqliyah maupun naqliyah. Argumentasi aqliyah yang dimaksudkan adalah landasan pemahaman yang cenderung menggunakan metode berfikir filosofis, sedangkan argumentasi naqliya biasanya bertendensi pada argumentasi berupa dalil-dalil al-qur`an dan hadist.
Ilmu Kalam sering menempatkan diri nya pada kedua pendekatan ini ( aqli dan naqli ) suatu metode argumentasi yang dialektik, jika pembicaraan Ilmu Kalam ini hanya berkisar pada keyakinan-keyakinan yang harus dipegang oleh umat Islam tanpa argumentasi rational, ilmu ini lebih spesifik mengambil bentuk sendiri dengan istilah Ilmu Taukhid atau Ilmu Aqo’id.
Pembicaraan materi yang tercakup dalam Ilmu Kalam terkesan tidak menyentuh dzauq ( rasa rohani ), sebagai contoh Ilmu Taukhid menerangkan bahwa Allah Swt itu bersifat Sama’ ( mendengar ), Bashor ( melihat ), Kalam ( berbicara ), Irodah ( berkemauan ), Qudrat ( kuasa ), Hayat ( hidup ) dan sebagainya. Namun, Ilmu Kalam atau Ilmu taukhid tidak menjelaskan bagaimanakah seorang hamba dapat merasakan langsung bahwa Allah Swt mendengar dan melihat nya; Bagaimana pula perasaan hati seseorang ketika membaca al-Qur’an; Dan bagaimana seseorang merasa bahwa segala sesuatu yang tercipta merupakan pengaruh dari Qudrah ( kekuasaan ) Allah Swt ?.
Pertanyaan ini sulit terjawab apabila melandaskan diri pada Ilmu Taukhid atas Ilmu Kalam. Biasanya yang membicarakan tentang penghayatan sampai pada penanaman kejiwaan manusia adalah Ilmu Tasawwuf. Disiplin inilah yang membahas bagaimana merasakan nilai-nilai aqidah dengan memperhatikan bahwa persoalan tadzawwuq ( bagaimana merasakan ) tidak saja termasuk dalam lingkup hal yang sunnah atau dianjurkan tetapi justru termasuk hal yang diwajibkan.
As-sunnah memberikan perhatian yang begitu besar terhadap masalah tadzawwuq. Ini tampak pada hadits Rosulullah Saw yang diriwayatkan oleh Muslim dan Tirmidzi dikutip dari Said Hawwa artinya sebagai berikut : ” Yang merasakan iman adalah orang yang ridha kepada Allah Swt sebagai Tuhan, ridha kepada Islam sebagai agama, dan ridha kepada Muhammad sebagai Rasul ” [15] . Dalam hadit lain Rosulullah Saw pun pernah mengucapkan : ” Ada tiga perkara yang mengakibatkan seseorang dapat merasakan lezatnya iman : Orang yang mencintai Allah Swt dan Rosul Nya lebih dari yang lain ; Orang yang mencintai hamba karena Allah Swt ; dan orang yang takut kembali kepada kekufuran, seperti ketakutannya untuk di masukkan ke dalam api neraka ”.
Pada Ilmu Kalam ditemukan pembahasan Iman dan definisinya, kekafiran dan manifestasinya serta kemunafikan dan batasannya. Adapun pada ilmu tasawwuf ditemukan pembahasan jalan atau metode praktis untuk merasakan keyakinan dan ketentraman, serta upaya menyelamatkan diri dari kemunafikan. Tidaklah cukup bagi seseorang yang hanya mengetahui batasan-batasan kemunafikan pun tetap saja melaksanakannya. Sebagaimana Allah Swt berfirman surat al-Hujurat ( 49 ) ayat 14 yang berbunyi :
قَالَتِ الاْ َعْرَابُ اَمَنَّا قُلْ لَّمْ تُؤْمِنُوْا وَلَكِنْ قُوْلُوْا اَسْلَمْنَا وَلَمَّا يَدْخُلُ الاْ ِيْمَنُ فِى قُلُوْبِكُمْ وَاِنْتُطِيْعُوْا اللَّهَ وَرَسُوْلَهُ لاَيَلْتِكُمْ مِّنْ اَعْمَلِكُمْ شَيْئًا اِنَّ اللَّهَ غَفُوْرٌ رَّحِيْمٌ
Artinya : Orang-orang Arab Badui itu berkata: “Kami Telah beriman”. Katakanlah: “Kamu belum beriman, tapi Katakanlah ‘kami Telah tunduk’, Karena iman itu belum masuk ke dalam hatimu; dan jika kamu taat kepada Allah dan Rasul-Nya, dia tidak akan mengurangi sedikitpun pahala amalanmu; Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang ” [16].
Ath-Thabari dalam kitab al-Kabir meriwayatkan Hadits shahih dari Ibnu Umar ra Ia berkata : yang artinya :
” Pada suatu hari saya bersama-sama dengan Nabi Saw. Beliau di datangi oleh Hurmalah bin Zaid. Ia duduk di hadapan Nabi Saw seraya berkata : Wahai Rasulullah Saw, iman itu di sini ( seraya menunjukkan ke dadanya ). Kami tidak pernah mengingat Allah Swt, kecuali sedikit. Rasulullah Saw mendiamkannya, maka Hurmalah mengulangi ucapannya tadi, lalu Rasulullah Saw memegang Hurmalah seraya berdo’a : Ya Allah jadikanlah untuknya lisan yang jujur dan hati yang bersyukur, kemudian jadikan dia mencintai orang yang cinta kepadaku, dan jadikanlah urusannya baik. Kemudian Hurmalah berkata : Wahai Rasulullah Saw aku mempunyai banyak teman yang munafik, dan aku adalah pemimpin mereka, tidaklah aku akan memberi tahu nama-nama mereka kepadamu ?. Rasulullah Saw menjawab : Siapa yang datang kepada kami, kami akan mengampuninya sebagaimana kami mengampunimu, dan siapa yang berketetapan hati untuk melaksanakan agamanya, maka Allah Swt lebih utama baginya, janganlah menembus tirai ( hati ) seseorang ”[17].
Dalam kaitannya dengan Ilmu Kalam, Ilmu Tasawwuf berfungsi sebagai pemberi wawasan spiritual dalam pemahaman kalam. Penghayatan yang mendalam lewat hati ( dzauq dan wijan ) terhadap Ilmu Taukhid atau Ilmu Kalam menjadikan ilmu ini lebih terhayati atau teraplikasikan dalam prilaku. Dengan demikian, Ilmu Tasawwuf merupakan penyempurna Ilmu Taukhid jika dilihat bahwa Ilmu Tasawwuf merupakan sisi terapan rohaniah dari Ilmu Taukhid.
Ilmu Kalam pun berfungsi sebagai pengendali ilmu tasawuf, oleh karena itu jika timbul suatu aliran yang bertentangan dengan aqidah atau lahir suatu kepercayaan baru yang bertentangan dengan al-Qur’an dan As-sunnah, hal itu merupakan penyimpangan atau penyelewengan. Jika bertentangan atau tidak pernah di riwayatkan dalam al-Qur’an dan As-sunnah atau belum pernah di riwayatkan oleh ulama-ulama salaf, hal itu harus di tolak.
Selain itu, Ilmu Tasawuf mempunyai fungsi sdebagai pemberi kesadaran rohaniah dalam perdebatan-perdebatan kalam. Sebagaimana disebutkan bahwa Ilmu Kalam dalam dunia Islam cenderung menjadi sebuah ilmu yang mengandung muatan rasional di samping muatan naqliyah. Jika tidak di imbangi oleh kesadaran rohaniah, Ilmu kalam dapat bergerak ke arah lebih liberal dan bebas. Di sinilah Ilmu Tasawuf berfungsi memberi muatan rohaniah sehingga Ilmu Kalam itu tidak terkesan sebagai dialektika keislaman belaka, yang kering dari kesadaran penghayatan atau sentuhan secara qalbiyah ( hati ).
Bahkan amalan-amalan Tasawuf itu mempunyai pengaruh yang sangat besar sekali dalam ketaukhidan. Jika rasa sabar itu sudah tidak ada, umpamanya, maka muncullah ke kufuran. Jika rasa syukurnya itu sedikit, maka lahirlah suatu bentuk kegelapan sebagai reaksi. Begitu juga Ilmu taukhid dapat memberikan kontribusi kepada Ilmu Tasawuf. Sebagai contoh, jika cahaya Taukhid telah lenyap maka akan timbul penyakit-penyakit qalbu, seperti ujub, congkak, riya’ , dengki, hasut dan sombong. Seandainya manusia itu menyadari bahwa Allah Swt yang memberi segala sesuatu itu, niscaya rasa hasud dan dengki itu akan sirna. Kalau saja dia tahu akan kedudukan penghambaan diri, niscaya tidak akan ada rasa sombong. Kalau saja manusia itu menyadari bahwa dia betul-betul sebagai hamba Allah Swt, niscaya tidak akan ada perebutan kekuasaan. Kalau saja manusia itu menyadari bahwa Allah Swt yang menciptakan segala sesuatu itu, niscaya tidak akan ada sifat ujub dan riya’. Maka dari sinilah dapat di lihat bahwa Ilmu taukhid itu merupakan jenjang pertama dalam pendakian menuju Allah Swt ( pendakian para kaum sufi ).
Untuk melihat lebih lanjut hubungan antara Ilmu Tasawwuf dan Ilmu Taukhid alangkah baiknya menengok paparan Imam Al-Ghozali dalam Kitabnya : “ Al-Maqhad al-Asna fi Syarah al-Asma Allah al-Husna “ , dimana Imam al-Ghozali telah menjelaskan dengan baik persoalan-persoalan taukhid kepada Allah Swt, terutama ketika menjelaskan nama-nama Allah Swt, materi pokok Ilmu Taukhid. Menurutnya nama Tuhan Ar-Rahman dan Ar-Rokhim pada aplikasi rohaniah nya merupakan sebuah sifat yang harus diteladani. Jika sifat Ar-Rahman itu di aplikasikan seseorang akan memandang bahwa orang durhaka dengan kelembutan bukan kekasaran; melihat orang dengan mata Ar-Rokhim bukan dengan mata yang hina, bahkan ia mencurahkan ke-rakhim-an nya kepada orang yang durhaka agar dapat diselamatkan. Jika melihat orang lain menderita atau sakit, orang yang rakhim akan segera menolongnya[18]. Nama lain Allah Swt yang patut diteladani adalah al-Qudus ( Maha Suci ) seorang hamba akan suci kalau berhasil membebaskan pengetahuan dan kehendaknya dari khayalan dan segala persepsi yang dimiliki binatang[19].
Jadi dengan Ilmu Tasawwuf semua persoalan yang berada dalam kajian Ilmu Taukhid terasa lebih bermakna, tidak kaku, akan tetapi lebih dinamis dan aplikatif
BAB III
PENUTUP
Dengan mempelajari materi Ilmu Kalam ini, mudah-mudahan dapat memberikan sedikit pemahaman bagi mahasiswa yang membacanya. Karena Ilmu Kalam ini sangat penting untuk memahami apa-apa yang telah menjadi firqoh-firqoh di dalamnya. Jangan sampai kita ini hanya tahu itu apa,melainkan kita harus memahami latar belakang, maksud dan tujuan dari
pemahamann dalam ilmu kalam tadi.
DAFTARPUSTAKA
- Nasir,H.Shilun A. 1991. Pengantar Ilmu Kalam.Jakarta : CV. Rajawali
- Anwar,DR Rosihon & DR. Abdul Rozak. IlmuKalam. Bandung : Pustaka Setia.
- Hanafi,Ahmad. 1988 Theology Islam (Ilmu Kalam).Bulan Bintang.
- Departemen Agama R.I., 2005. Al-Qur’an dan Terjemahnya. PT. Syaamil.
- Hadits Web. 3.0, Kumpulan dan Refensi Belajar Hadits, Al-Qur’an dan terjemahannya. 2008.
- Abd Al-Qadir bin Thahir bin Muhammad Al-Ishfiraini At-Taimi, Al-Farq bain AlFiraq, Muhammad Ali Shahib wa Auladuh, Mesir,1037.
- William L Reese, Dictionary of Philosofy and Religion, Humanities Press Ltd, USA, 1980.
[1] Fath Al-Bari, I/169
[2] Al-Qardhawy,Ar Rasul wa Al-Ilm.
[3] William L Reese, Dictionary of Philosofy andReligion, Humanities Press Ltd, USA, 1980, h. 28
[4] Ibid.
[5] Mustafa Abd Ar-Raziq, Tamhid li Tarikh Al-Falsafah Al-Islamiyah,Lajnah wa At-Tha’lif wa
At-Tarjamah wa An-Nasyr, 1959, h.265.
[6] Abd Al-Qadir bin Thahir bin Muhammad Al-Ishfiraini At-Taimi, Al-Farq bain AlFiraq, Muhammad Ali Shahib wa Auladuh, Mesir,1037, hal. 810
[7] Hadits Web. 3.0, Kumpulan dan Refensi Belajar Hadits, Al-Qur’an dan terjemahannya.
2008.
Said Hawwa ( Terj ) Khairul Rafi’ dan Ibnu Thoha Ali ( 1997 ). Tarbiyatur ar-Ruhiyah, Bandung : Mizan, hal : 67.
[16] . Depag, RI ( 1982 ). Al-Qur’an dan Terjemahnya, Jakarta : Yayasan Penyelenggara Penterjemah Al- Qur’an, l : 848.
[17] . Said Hawwa ( Terj ) Khairul Rafi’ dan Ibnu Thoha Ali ( 1997 ). Op. cit, hal : 68.
[18] . al-Ghozali ( Terj ) Ilyas Hasan ( 1998 ). al-Maqhad al-Asma fi Syarh al-Asma Allah al-Husna, Bandung : Mizan, hal : 73 – 74.
[19] . Ibid, hal : 80.

Selasa, 01 Maret 2011

TAUHID


Pengertian Tauhid
      Perkataan tauhid berasal dari bahasa Arab, masdar dari kata wahhada, yuwahhidu. Secara etimologis, tauhid berarti keesaan, maksudnya itikad atau keyakinan bahwa Allah SWT adalah Esa, Tunggal, Satu, pengertian ini sejalan dengan pengertian tauhid yang digunakan dalam bahasa Indonesia, yaitu “keesaan Allah“ mentauhidkan berarti mengakui keesaan Allah, mengesakan Allah.
Menurut Syekh Muhammad Abduh: Tauhid adalah suatu ilmu yang membahas tentang wujud Allah, sifat-sifat yang wajib tetap pada-Nya, sifat-sifat yang boleh disifatkan kepada-Nya, dan tentang sifat-sifat yang sama sekali wajib dilenyapkan padaNya. Juga membahas tentang rasul rasul Allah, meyakinkan kerasulan mereka. Sedangkan menurut Husain Affandi al-Jars mengatakan: “Tauhid adalah ilmu yang membahas hal-hal yang menetapkan akidah agama dengan dalil-dalil yang meyakinkan”. Menurut Prof. M. Thahir A. Muin, Tauhid adalah ilmu yang meyelidiki dan membahas soal yang wajib, mustahi, dan jaiz bagi Allah dan bagi sekalian utusan-utusanNya, juga mengupas dalil-dalil yang mungkin cocok dengan akal pikiran sebagai alat untuk membuktikan adaNya zat yang mewujudkan.
Disamping definisi-definisi di atas masih banyak definisi lain yang dikemukakan oleh para ahli. Akan tetapi belum ada kesepakatan kata di antara mereka mengenal definisi ilmu tauhid ini. Masalah yang dibahas di dalam ilmu tauhid meliputi mabda (persoalan yang berhubungan dengan Allah), wasitah (masalah yang berkaitan dengan perantara atau penghubung antara manusia dan Tuhan), dan ma’ad (hal-hal yang berkenan dengan hari yang akan datang atau kiamat).

Nama-nama Ilmu Tauhid

       Ilmu tauhid mempunyai beberapa nama penamaan itu muncul sesuai dengan aspek pembahasan yang ditonjolkan oleh tokoh yang memberikan nama tersebut. Ilmu ini dinamakan ilmu tauhid karena pokok bahasannya dititik beratkan kepada keesaan Allah SWT. Ilmu ini dinamakan pula ilmu kalam karena dalam pembahasannya mengenai eksistentsi Tuhan dan hal-hal yang berhubungan denganNya digunakan argumentasi-argumentasi filosofi dengan menggunak logika atau mantik. Ketika ilmu ini dinamakan ilmu kalam, para ahli di bidang ini disebut mutakallimin. Ilmu tauhid dinamakan juga ilmu ushuluddin karena obyek bahasan utamanya adalah dasar-dasar agama yang merupakan masalah esensial dalam ajaran Islam. Meskipun nama yang diberikan berbeda-beda, namun inti pokok pembahsan ilmu tauhid adalah sama yaitu wujud Allah SWT dan hal-hal yang berkaitan denganNya. Karena itu, aspek penting dalam ilmu taauhid adalah keyakinan akan adanya Allah Yang Mahasempurna, Mahakuasa, dan memiliki sifat-sifat keMahasempurnaan lainnya. Keyakinan yang demikian pada gilirannya akan membawa kepada keyakinan terhadap adanya malaikat, kitab-kitab, nabi, dan rasul, hari akhir dan melahirkan kesadaran akan tugas dan kewajiban terhadap Khaliq (pencipta).

Manfaat, Tujuan dan Sumber Ilmu Tauhid

     Tauhid tidak hanya sekedar diketahui dan dimiliki oleh seseorang, tetapi lebih dari itu, ia harus dihayati dengan baik dan benar. Apabila tauhid telah dimiliki, dimengerti, dan dihayati dengan baik dan benar, kesadaran seseorang akan tugas dan kewajibannya sebagai hamba Allah akan muncul sendirinya. Hal ini nampak dalam pelaksanaan ibadat, tingkah laku, sikap, perbuatan, dan perkataannya sehari-hari. Dengan demikian, kepercayaan atau akidah merupakan pokok dan landasan berpikir bagi umat Islam.
Kalau tauhid cuma diketahui, tapi tidak dimiliki dan dihayati, ia hanya menghasilkan keahlian dalam seluk beluk ketuhanan namun tidak berpengaruh apa-apa terhadap seseorang. Sebaliknya, jika seseorang hanya memiliki jiwa tauhid ia akan menjadi sangat fanatik bahkan mungkin terlempar ke luar dari ketauhian yang sebenarnya. Dengan demikian, maksud dan tujuan tauhid bukanlah sekedar mengaku bertauhid saja, tetapi jauh dari itu sebab tauhid mengandung sifat-sifat:
1. Sebagian sumber dan motivator perbuatan kebajikan dan keutamaan.
2. Membimbing manusia ke jalan yang benar, sekaligus mendorong mereka untuk mengerjakan ibadat dengan penuh keikhlasan.
3. Mengeluarkan jiwa manusia dari kegelapan, kekacauan, dan kegoncangan hidup yang dapat menyesatkan.
4. Mengantarkan umat manusia kepada kesempurnaan lahir dan batin.
Dengan demikian, tauhid sangat bermanfaat bagi kehidupan umat manusia. Ia tidak hanya sekedar memberikan ketentraman batin dan menyelamatkan manusia dari kesesatan dan kemusyrikan, tetapi juga berpengaruh besar terhadap pembentukan sikap dan perilaku keseharian seseorang. Ia tidak hanya berfungsi sebagai akidah, tetapi berfungsi pula sebagai falsafah hidup. Kehadiran tauhid sebagai ilmu merupakn hasil pengkajian para ulama terhadap apa yang tersurat dan tersirat di dalam al qur’an dan hadits. Ayat-ayat al qur’an dan hadist-hadist itu mereka teliti secara intensif sehingga mereka berhasil merumuskannya menjadi suatu disiplin ilmu tersendiri. Tokoh yang dianggap pemula dalam penyusunan ilmu ini adalah Abu al-Hasan Ali al-Asy’ari ( 260 – 324 H/ 873 – 935 M ).
Pengertian Iman, Kufur dan Nifak

A. Iman.
    Kata iman berasal dari bahasa Arab yang berarti tasdiq (membenarkan). Iman adalah kepercayaan dalam hati meyakini dan membenarkan adanya Tuhan dan membenarkan semua yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW, karena iman seseorang mengakui adanya hal-hal yang wajib dan hal-hal mustahil bagi Allah. Iman menjadikan seoarang mukmin berbahagia dan berhak untuk mendapatkan surga Tuhan kelak di akhirat nanti.

Dalam konsep iman terbagi menjadi 3 golongan, yaitu:

1. Iman adalah tasdiq di dalam hati akan wujud Allah dan keberadaan nabi/rasul Allah. Menurut konsep ini iman dan kufur semata-mata adalah urusan hati, bukan terlihat dari luar. Jika seseorang sudah tasdig (membanarkan/meyakini) akan adanya Allah, maka dia sudah disebut orang beriman, sekalipun perbuatannya belum sesuai dengan tuntunan ajaran agamanya. Konsep ini banyak dianut oleh mazhab Murji’ah sebagian, Jahamiyah, dan sebagian kecil Asy’ariyah.

2. Iman adalah tasdiq di dalam hati dan di ikrarkan dengan lidah. Konsep keimanan seperti ini telah dianut oleh sebagian pengikut Mahmudiyah.

3. Iman adalah tasdiq di dalam hati, ikrar dengan lisan dan dibuktikan dengan perbuatan. Konsep keimanan semacam ini dianut oleh Mu’tazilah, Khawarij, dll.
    Dalam agama islam, adanya kepercayaan harus mendorong pemeluknya dengan keyakinan dan kesadarannya untuk berbuat baik dan menjauhi larangan Tuhan oleh sebab itu, seseorang baru dianggap sempurna imannya apabila betul – betul telah di yakinkan dengan hati, diikrarkan dengan lisan dan dibuktikan dengan amal perbuatan.

B. Kufur
   Kata kufur atau kafir mempunyai lebih satu arti. Kufur dalam banyak pengertian sering diantagoniskan sebagai kedaan yang berlawanan dengan iman. Adapun yang dimaksud kufur dalam pembahasan ini adalah keadaan tidak percaya/tidak beriman kapada Allah SWT. Maka orang yang kufur/kafir adalah orang yang tidak percaya/tidak beriman kepada Allah baik orang tersebut bertuhan selain Allah maupun tidak bertuhan, seperti paham komunis (ateis).
   Dengan demikian kufur merupakan keadaan dimana seseorang tidak mengikuti ketentuan-ketentuan syariat yang telah di gariskan oleh Allah oleh sebab itu kufur mempunyai lubang-lubang yang kalau tidak hati-hati seorang manusia akan terjerumus kedalam lubang yang menyesatkan seperti syirik, nifak, murtad, tidak mau bersyukur dan sebagainya.
Allah berfirman:
Artinya:
“Orang-orang kafir, yakni ahli kitab dan orang-orang musyrik (menyatakan bahwa mereka) tidak akan meninggalkan (agamanya) sebelum datang kepada mereka bukti yang nyata”.

C. Nifak
     Nifak adalah suatu perbuatan yang lahir dan batinnya tidak sama, secara lahiriyah beragama islam, namum jiwanya atau batinnya tidak beriman. Munafik adalah orang yang melakukan perbuatan nifak. Yaitu orang yang secara lahiriyah mengaku beriman kepada Allah, mengaku beragama islam, bahkan dalam beberapa hal kelihatan seperti berbuat dan bertindak untuk kepentingan islam. Tetapi sebenarnya hatinya mempunyai maksud lain yang tidak di dasari iman kepada Allah.
Allah berfirman:
Artinya
“sesungguhnya orang-orang munafik itu di tempatkan pada tingkatan yang paling bawah dari neraka, dan kamu sekali-sekali tidak akan mendapat seorang penolong bagi mereka”.
(dari berbagai sumber)

ILMU KALAM

Ilmu kalam dalam bahasa Arab biasa diartikan sebagai ilmu tentang perkara Allah dan sifat-sifat-Nya. Oleh sebab itu ilmu kalam biasa disebut juga sebagai ilmu ushuluddin atau ilmu tauhid ialah ilmu yang membahas tentang penetapan aqoid diniyah dengan dalil (petunjuk) yang kongkrit.
Menurut Muhammad Abduh adalah ilmu yang membahas tentang wujud Allah, tentang sifat-sifat yang wajib tetap bagi-Nya, sifat-sifat yang jaiz disifatkan kepada-Nya dan tentang sifat-sifat yang wajib yang ditiadakan dari pada-Nya. Juga membahas tentang Rasulullah untuk menetapkan kebenaran risalahnya, apa yang wajib ada padanya, hal-hal yang jaiz dihubungkan pada diri mereka dan hal-hal yang terlarang menghubungkan pada diri mereka.
Al-Farabi mendefinisikan ilmu kalam sebagai disiplin ilmu yang membahas Dzat dan sifat Allah beserta eksistensi semua yang mungkin, mulai yang berkenaan dengan masalah dunia sampai maslah sesudah mati yang berlandaskan doktrin Islam. Stressing akhirnya adalah memproduksi ilmu ketuhanan secara filosofis.
Sedangkan, Ibnu Kaldun mendefinisikan ilmu kalam sebagai disiplin ilmu yang mengandung berbagai argumentasi tentang akidah imani yang diperkuat dalil-dalil rasional.
Melihat dari definisi tersebut ilmu kalam bisa juga di defenisikan sebagai ilmu yang membahas berbagai masalah ketuhanan dengan menggunakan argumentasi logika atau filsafat. Oleh sebab itu sebagian teolog membedakan antara ilmu kalam dengan ilmu tauhid.
Ilmu Kalam lebih dikenal dengan nama Ilmu Filosofi atau Ilmu Filsafat. Kebanyakan ustadz-ustadz indonesia yang mengaku intelek berbahagia dengan ilmu filsafat, kecuali ustadz yang diberi petunjuk oleh Allah Ta'ala.
B. Nama Lain Ilmu Kalam
Ilmu tauhid mempunyai beberapa nama dan penamaan itu muncul sesuai dengan aspek pembahasan yang ditonjol oleh pembahas yang memberikan nama tersebut.
Adapun selain nama Ilmu Kalam terdapat beberapa nama lainnya :
1. Ilmu Tauhid
Ilmu Tauhid adalah ilmu yang membahas tentang wujud Allah, soal-soal yang wajib, mustahil, dan jaiz bagi Allah dan Rasul-Nya, serta mengupas dalil-dalil yang mungkin sesuai dengan akal, guna membuktikan adanya zat yang mewujudkan, kemudian juga mengupas dalil-dalil sam’iyat guna mempercayai sesuatu dengan yakin.
Sebab dinamai ilmu Tauhid dikarenakan ilmu ini membahas keesaan Allah.
2. Ilmu Ushuluddin
Ushuluddin adalah serangkaina kata yang terdiri dari ushul dan ad-din. Ushul adalah jama’ dari ashl yang berarti pokok, dasar, fundamen sedangkan ad-din artinya adalah agama. Jadi perkataan Ushuluddin menurut loghatnya berarti pokok atau dasar-dasar agama. Alasan dinamai dengan ilmu Ushuluddin yaitu karena ilmu ini membahas tentang prinsip-prinsip agama Islam.
“Ilmu Ushuluddin adalah ilmu yang membahas padanya tentang prinsip-prinsip kepercayaan agama dengan dalil-dalil qath’I dan dalil-dalil akal fikiran”
3. Ilmu Aqaid
Aqaid artinya simpulan – buhul, yakni kepercayaan yang tersimpul dalam hati. Aqaid adalah jama’ dari aqidah. M. Hasby As Sidiqi menjelaskan dalam bukunya tentang maudhu’ tahid, dia mengatakan bahwa maudhu’tauhid adalah pokok pembicaraan ilmu tauhid yaitu aqidah yang diterangkan dalil-dalilnya.Jadi, ini dinamakan dengan ilmu Aqaid disebabkan ilmu ini berbicara tentang kepercayaan Islam. Syekh Thahir Al Jazairy menerangkan : “Aqidah Islam ialah hal-hal yang diyakini oleh orang-orang Islam, artinya mereka menetapkan atas kebenarannya “

4. Ilmu Ma’rifah
Ma’rifah artinya adalah pengenalan atau mengenal. Dalam Islam, tentang ilmu ketuhanan ini sering disebut dengan ilmu Ma’rifah karena ilmu ini membahas terhadap hal-hal yang berkenaan dengan sifat-sifat-Nya yang wajib, mustahil, dan jaiz bagi-Nya.
5. Theology Islam
Penulis-penulis barat banyak menggunakan sebutan theology Islam, tentang ilmu Kalam, baik dari segi loghat maupun istilah. Theology terdiri dari dua kata yaitu “theos” yang berarti Tuhan dan “logos” yang berarti ilmu. Oleh karena itu theology bermakna ilmu tentang tuhan atau ilmu tentang ketuhanan.
6. Nama Lainnya
Ada sebagian ulama yang menyebutkan bahwa ilmu tauhid ini disebut dengan ilmu sifat dua puluh. Ini disebabkan karena sifat-sifat ketuhanan yang wajib ada pada-Nya ada dua puluh jumlahnya dan itulah yang menjadi pokok pembahasannya.
C. Sebab Penamaan Ilmu Kalam
Sedangkan kenapa dinamakan dengan Ilmu Kalam, yaitu dikarenakan :
1. Dalam membahas masalah-masalah ketuhanan tidak lepas daripada dalil-dalil akal yang sesuai dengan logika, dimana penampilannya melalui perkataan ( kalam ) yang jitu dan tepat. Ahli-ahli ilmu kalam adalah orang-orang yang ahli dalam berbicara, ahli dalam mengemukakan argumentasi dalam persoalan yang dibahasnya.
2. Persoalan yang terpenting dan ramai dibicarakan serta diperbincangkan pada masa-masa pertama Islam, terutama diawal pertumbuhan ilmu Kalam ialah Firman Allah (kalam Allah ), yaitu Al Qur’an. Apakah kalam Allah itu Qadim atau Hadist. 1-2


PENGERTIAN ILMU KALAM DAN RUANG LINGKUP ILMU KALAM

A. Pengertian Ilmu Kalam

     Ilmu Kalam adalah salah satu bentuk ilmu keislaman Kajian dalam ilmu kalam terfokus pasa aspek ketuhanan (devesivasinya) atau bentuk karena itu disebut teologi dialetika, dan rasional. Secara harfiah kata kalam artinya pembicaraan tetapi bukan dalam arti pembicaraan sehari-hari (omongan) melainkan pembicaraan yang bernalar dan logika (akal).
Ilmu Kalam adalah Ilmu yang membicarakan bagaimana menetapkan kepercayaan-kepercayaan keagamaan (agama islam) dengan bukti-bukti yang yakin. Ilmu Kalam adalah Ilmu yang membahas soal-soal keimanan yang sering juga disebut Ilmu Aqaid atau Ilmu Ushuluddin.
1. Rasionalitas
2. Logis
Beberapa ulama memberikan pendapat yang berbeda-beda sesuai dengan argument mereka masing-masing tentang definisi Ilmu Kalam :
Menurut Al-‘iji Ilmu Kalam adalah Ilmu yang memberi kemampuan untuk menetapkan aqidah agama (Islam) dengan mengajukan argument untuk melenyapkan keraguan-keraguan.
Menurut Ibnu Khaldun Ilmu Kalam adalah Ilmu yang mengandung argument-argument rasional untuk membela Aqidah-aqidah Imanya dan mengandung penolakan terhadap golongan bid’ah (perbuatan-perbuatan baru tanpa contoh) yang didalam aqidah menyimpang dari mazhab salah dan ahli sunnah.
Menurut Fu’at Al-Ahwani Ilmu Kalam adalah memperkuat aqidah agama dengan ajaran-ajaran yang rasional.

2. Materi Kajian Ilmu Kalam
Dari definisi diatas dipahami bahwa materi kajian ilmu kalam ialah jama’ak aqoid artinya apa yang dipercayai dan diyakini oleh hati manusia.

3. Sebab-sebab Penamaan
1. Ilmu kalam karena membahas tentang ketuhanan yang logika maksudnya dalil-dalil Aqliyah dari permasalahan sifat kalam bagi Allah seperti persoalan. Apakah Alquran itu Qodim (dahulu) atau Hadits (baru)
a. Persoalan Qodimiyah Kalamullah
b. Penggunaan dalil aqli yang sebegitu rupa hingga sedikit penggunaan dalil naqli
c. Penggunaan metode argumentasi yang menyerupai mantiq
2. Ilmu Ushuluddin
Sebab penamaan ilmu ushuluddin terfokus pada aqidah atau keyakinan Allah SWT, itu Esa Shifa, Esa Af’al dll. Atau yang membahas pokok-pokok Agama.
3. Ilmu Tauhid
Sebab penamaan Ilmu Tauhid karena ilmu ini membahas masalah keesaan Allah SWT, adalah salah satu bagian yaitu I’tiqodun biannallahata’ala waahidada laasyariikalah,

4. Teologi Islam
Karena teologi membicarakan zat Tuhan dari segalah aspeknya. Dan perhatian Tuhan dengan Alam semeseta karena teologi sangat luas sifatnyat. Teologi setiap agama bersifat luas maka bila di pautkan dengan islam (teologi islam) pengertiannya sama dengan Ilmu Kalam di sebut pula ilmu jaddal (debat) ilmu alqoid dll.
II. BEBERAPA PENGERTIAN DASAR DALAM ILMU KALAM
a. Iman
- Menurut Jahmiyah dan As’ariyah iman hanyalah tasdik membenarkan di dalam hati.
- Menurut Imam Hanafi Iman hanyalah I’tikod sedangkan amal bukti iman tetapi tidak dinamai iman.
- Menurut Ulama Salaf termasuk Imam Syafi’i dan ahmad, malik iman adalah iq’tiqoh sesuatu yang diyakini di dalam hati, diucapkan dengan lisan di amalkan dengan anggota tubuh)

Apabila iman berdiri sendiri maka yang dimaksud iman yang mencangkup dimensi hati lisan dan amal (Al-Mukminun : 3) iman berarti Iq’tiqoh (keyakinan)
- Secara harfiah iman berasal dari bahasa arab yang artinya kepercayaan atau keyakinan yaitu maksudnya meyakini secara pasti tanpa sedikit keraguan.
- Iman adalah kepercayaan yang meresap kedalam hati dengan penuh keyakinan tidak bercampur syak dan keraguaan, serta memberi pengaruh bak tingkah laku dan perbuatan pemiliknya sehari-hari.
b. Pokok-pokok Iman
Sumber pokok iman terambil dari Al-baqarah 177 Al-Baqarah 285 dan secara kronologis dalam hadits ketika nabi ditanya jibril tentang iman.

                  •                 •           •         
Artinya : Bukanlah menghadapkan wajahmu ke arah timur dan barat itu suatu kebajikan, akan tetapi Sesungguhnya kebajikan itu ialah beriman kepada Allah, hari Kemudian, malaikat-malaikat, kitab-kitab, nabi-nabi dan memberikan harta yang dicintainya kepada kerabatnya, anak-anak yatim, orang-orang miskin, musafir (yang memerlukan pertolongan) dan orang-orang yang meminta-minta; dan (memerdekakan) hamba sahaya, mendirikan shalat, dan menunaikan zakat; dan orang-orang yang menepati janjinya apabila ia berjanji, dan orang-orang yang sabar dalam kesempitan, penderitaan dan dalam peperangan. mereka Itulah orang-orang yang benar (imannya); dan mereka Itulah orang-orang yang bertakwa.

2. Kufur
a. Pengertian Kufur
Kafir adalah panggilan bagi orang yang tiada iman menurut Islam. Sedangkan kufur menurut bahasa adalah menutupi sedangkan menurut istilah menutup –nutupi nikmat dan kebenaran baik kebenaran dalam arti Tuhan maupun ajarannya melalui Rosul.
b. Macam-macam Kafir
1. Kafir Munafik
Munafik berasal dari bahasa arab yang artinya menyembunyikan dalam hati, berlawanan dengan lahiriyah, lain dimulut lain dikata lain diperbuat, ketidakcocokan antara perkataan dan perbuatan.
Kafir Munafik adalah menzhahirkan apa yang bertentangan dengan hatinya. Maksudnya orang itu tidak beriman tetapi menyatakan iman yang bertentangan dengan hati nurani (Al-baqarah : 10).
2. Murtad
Murtad adalah kembali dan menjauhi islam maksudnya seseorang yang beriman kemudian kafir kembali disebut juga millah.
3. Kafir Musyrik
Kafir musyrik adalah seorang yang mempunyai tuhan lebih dari satu dan menetapkan persekutuan, adapun karakteristik orang yang musyrik adalah sebagai berikut :
1. Penutupan Pintu Hati
2. Zalim
3. Sistem Ibadah
4. Waktu
4. Kafir Kitaby
Kafir Kitaby adalah ahli yang beriman kepada kitab yaitu orang yang beriman kepada Allah SWT. Sebelum Al-Qur’an datang dan setelah Al-Qur’an datang mereka mengingkari sebagai kitab Allah yang mena’subkan (menghapuskan aturan kitab terdahulu)
5. Kafir Dahari
Kafir Dahari adalah orang mempecayai kekalnya masa dan keadaan serta menyandarkan kejadian-kejadian di ala mini pada masa.
6. Kafir Mu’atil (ateis)
Kafir Mu’atil adalah tidak percaya adanya Tuhan segala yang ada dialam ini tidak ada yang menjadikan melainkan terjadi sendirinya.
7. Kafir Zindiq
Kafir Zindiq adalah keadaan pura-pura beriman maksudnya seseorang mengakui kerasulan Muhammad SAW, serta percaya dan mengerjakan pokok-pokok Islam tetapi menyembunyikan keinginannya dan juga menetang serta merusak agama Islam dari dalam, intinya kafir ini adalah seorang yang mendustakan rasul dan kerasulan nabi Muhammad SAW.
3. Nifaq
a. Pengertian Nifaq
Nifaq adalah kemunafikkan atau ketidaksesuaian antara karsa dan karya atau apa yang diperbuat bukan menifestasi atau gambaran, cerminan dari kehendak hati yang sebenarnya. (Al-Fatah : 11).
b. Jenis-Jenis Nifaq
1. Nifak Kuddin adalah secara lahiriyah menyatakan Iman tetapi pada batinya ingkat/kufur amal-amal di dorong oleh rasa-rasa tertentu bukan oleh rasa imannya. Munafik ini diancam An-Nisa 145.
2. Nifak Amali adalah keyakinan dan keimanan seseorang itu terhadap islam ada dan tetap terpelihara baik secara lahir maupun batin tetapi karna dia manusia awam kadang-kadang terwujud sifat kemunafikkan dalam pola hidupnya sehar-hari. Sifat munafik menurut hadits Bukhari Muslim Abdullah Umar
a. kalau bicara dusta
b. kalau berjanji ingkar
c. kalau dipercayai hianati
d. jika diperintah setia tapi curang
tetapi kalau menurut Bukhari Muslim dari Abu Khurairah ada tiga yaitu :
a. jika dia berbicara dia selalu berdusta
b. jika dia berjanji dia selalu ingkar
c. jika dia dipercayai dia selau khianati
dalam mengkaji sifat-sifat Tuhan Ulama’ membagai ke dalam klasifikasi, terutama kelompok ahli sunnah lewat karya imam, Assanusi mengkaji sifat Alla SWT, kepada Sifat yang wajib, mustahil dan jaiz empat kategori yaitu :
a. Nafsiyah adalah sifat yang berhubungan dengan diri dzat Allah SWT, yaitu sifat wujud
b. Salabiyah adalah menafikkan yang meniadakan sifat yang mustahil bagi Allah SWT, dan sifat yang wajib, maksudnya membicarakan wujud itu sendiri yang terkelompok di dalamnya terdahulu, tiada bermula, kekal, berbeda dengan makhluk yang lainnya, berdiri dengan diri sendiri, Allah maha esa, misalnya sifat wajib dengan meniadakan sifat.
c. Ma’any (menjelaskan) adalah penggagasan tentang sifat yang wajib bagi Allah SWT. Menurut hukum akal tidak mungkin Allah SWT itu lemah) maka Allah SWT bersifat berkuasa, berkehendak, mengetahui, hidup, mendengar, melihat, berkata-kata,
d. Ma’nawiyah adalah hanya ditambah maha misalnya maha berkuasa, maha berkehendak, maha mengetahui, maha hidup, maha mendengar, maha melihat, maha berkata-kata.
4. Tauhid Af’ala
a. Pengertian Tauhid Af’al
Tauhid Af’al adalah meyakini bahwa Allah SWT yang memperbuat segala sesuatu, persoalan, mengapa Allah SWT menciptakan keburukan, walaupun Allah SWT menciptakan keburukan tapi tidak ada ayat atau hadits yang menyuruh atau mengajak pada keburukan, seperti di dalam Q.S Al-A’raf 28-29.
Dalam istilah ilmu kalam dikenal dengan istilah Qadha Allah SWT atau Taqdir, Taqdir Allah SWT ada dua yaitu :
1. Taqdir Mubrom
Adalah qodha dan qadhar yang tidak bisa merubah kecuali melaui do’a contoh taqdir mubrom adalah balak, jodoh, mati, rizki.
2. Taqdir Mu’allaf
Adalah taqdir yang bisa di ikhtiyarkan, seperti dalam hadits
Artinya : “Manusia yang merencanakan dan Allah SWT, yang menetapkan”
b. Macam-macam Tauhid
1. Tauhid Uluhiyah
Tauhid Uluhiyah adalah mengesakan Allah SWT, dan hanya Allah SWT, yang berhak dan untuk beribadah karena Allah SWT, itu Ar-Rozaq, Al-Khalik (menciptakan), didalam Q.S Muhammad : 19
2. Tuhid Rububiyah adalah mengesahkan Allah bahwa hanya Allah SWT, yang telah menciptakan segala mahluk baik nyata maupun ghaib, dialah yang memelihara alam semesta, sebagaimana firman Allah SWT Q.S Al-Fatir : 1.
5. Syirik
a. Pengertian Syirik
Menurut istilah Ilmu Kalam Syirik adalah perilaku (sikap) menyekutukan Allah baik Dzat-nya, sifatnya, dan Af’al. sedangkan menurut istilah syirik adalah menyekutukan Allah dengan yang lainnya baik menyekutukan dari segi Dzat, Sifat, Wujud, ataupun dari segi perbuatan.
b. Macam-macam Syirik
- Syirik Uluhiyah adalah syirik dalam ibadah dimana perbuatan seseorang menunjukkan bahwa dia beribadah kepada mahluk Tuhan yang tidak pantas untuk disembah, syirik Uluhiyah ada dua yaitu :
1. Mempercayai Allah SWT, mempunyai tandingan sebagaimana ia menyembah Allah SWT, Sebagaimana dalam Al-Quran Surat Al-Baqarah : 165.
2. Syirik kecil atau “Asghar” yaitu beramal karena kepentingan diri orang lain, misalnya Riya’ dll.

- Syirik Rububiyah adalah sesuatu kepercayaan yang tidak mengakui keesaan Allah SWT, yang telah menciptakan segalah mahluk baik yang nyata maupun tidak nyata atau ghaib, syirik ini pun ada dua macam yaitu :
a. Syirik Ta’til atau kosong adalah meniadakan Tuhan sebagai pencipta. Contoh Fir’aun yang mengaku sebagai Tuhan.
b. Syirik yang mempercayai bahwa disamping Allah SWT, ada tuhan lain, contohnya menganggap Tuhan punya anak dll.
c. Syirik menurut Al-qur’an ada 4 tingkatan
1. Menyekutukan dalam ibadah ada sesembahan selain Allah (Az-Zumar : 3).
2. Mempercayai benda lain apa saja yang dapat mengatur nasib manusia. Atau menyakini benda itu memiliki sifat Illahiyah (Tuhan) (An-Nahl : 51)
3. Mempertuhankan manusia yaitu menjadikan manusia sebagai Tuhan mungkin pembuka agama, pendeta, mubaligh, wali Allah / orang yang dipandang luar biasa (Al-Maidah : 116)
4. Menuhankan Hawa Nafsu (Al-Jasiyah : 23).
6. Makrifah
Didalam lapangan Ilmu Kalam ada istilah Ulama Kalam membagi makrifah menjadi 3 kategori :
1. Ma’rifah Mubdak, kita mengenal Allah SWT sejak di dalam kandugan
2. Ma’rifah Wasithah, artinya mengenal Allah SWT melalui perantara
3. ma’rifah Ma’ad artinya mengenal Allah SWT melalui pelantara
Makrifah artinya mengenal, mengerti, mengetahui (tindak goyah) yang sesuai dengan kenyataan yang terjadi. Berdasarkan dalil aqli maupun naqli sedangkan kepercayaan ragu belum di katakana ma’rifah kepercayaan itu disebut ikut-ikut saja / taqli.
7. Aqidah
1. Pengertian Aqidah
Secara etimologis aqidah bersal dari bahasa Arab yaitu ikatan, sangkutan, secara terminologis aqidah adalah kepercayaan, keyakinan atau keimanan. Jadi, Aqidah adalah kepercayaan kepada sesuatu hakikat tertentu dengan keyakinan yang mutlak yang tidak di undang keraguan dan perdebatan.
a. Khurafat dan Tahayul
Khurafat adalah kepercayaan kepada yang gaib yang tidak bersumberkan pada Al-Qur’an dan hadits. Sedangkan tahayul adalah cerita bohong atau tidak masuk akal yang tidak bersumber dari kitab suci maupun dari akal.
b. Dalil Aqli
Dalil Aqli adalah dalil yang menggunakan akal pikiran untuk merenunkan diri sendiri, alam semesta, dan lain-lainnya. Dalil aqli dikatakan benar apabila pokok pikiran dalam menetapkan sesuatu keputusan dapat diterima, sedangkan utusan itu dapat masuk kedalam perasaan dan bersifat logis yang dapat menimbulkan keyakinan.
c. Dalil Naqli
Yaitu dalil yang berasal dari Al-Quran dan Hadits. Ulama’ Kalam menetapkan dua syarat untuk menetapakan iman yaitu :
1. Qod’I (pasti kebenarannya) maksudnya adalah dalil itu benar-benar datang dari rasul tanpa ada keraguan yang demikian itu hanya terdapat keterangan mutawatir.
2. Pasti (tegas tujuannya) maksudnya dalil aqli itu tidak memiliki makna dua atau lebih, dalil naqli yang pasti tujuannya dapat menetapkan keyakinan yang dapat menumbuhkan aqidah yang kuat.
III. HUBUNGAN IMAN DENGAN IBADAH DAN HUBUNGAN IMAN DENGAN MORAL
1. Hubungan Iman Dengan Ibadah
Ada tiga defenisi tentang ibadah :
a. Ibadah dalam arti al-khudu (tunduk, patuh dan idman) dalam ucapan ataupun perbuatan yang timbul pada sifat ketuhanan atau uluhiyah yang dimiliki oleh siapa yang ditunjukkan khudu kepadanya, jada menadi unsur utama dalam beribadah.
b. Ibadah ialah khudu’ di hadapan yang dipercayai sebagai memiliki sesuatu dari urusan-urusan kemajudan hidup dan mati sipelaku khudu’, sekarang dan yang akan datang, maksudnya seorang abid menyadari statusnya sebagai hamba yang termiliki dan di sisi lain ia merasakan stastus sesuatu sebagai pemilik :
1. Pemilik hakiki adalah Allah SWT pemilik hakiki manusia, karena dialah yang menciptakan dari ketiadaan.
2. Sebutan pemilik diberikan berdasarkan kenyataanya sebagai pemberi rizki, menghidupkan dan mematikan karena itu setiap manusia yang sehat pitrahnya pasti menyadari status sebagai mahluk dan dialah yang memilikik hidup dan mati.
3. Ibadah ialah Khudu’ seseorang yang melihat dirinya tidak bebas dan mandiri sepenuhnya dalam perwujudan dan perbuatannya dihadapan sesuatu.
2. Hubungan Iman dengan Etika
Iman memuat ajaran-ajaran pokok yang bertalian dengan persoalan-persoalan batin beragama, antara lain beriman secara benar kepada Allah, Hari Akhir, Malaikat, Nabi, dan Rasul, Kitab Suci serta Qodha dan Qodhar.
Etika adalah harga diri, nilai, sesuatu ya ung berharga, sesuatu yang layak atau sesuai dengan aturan. Adapun tujuan iman (misi keimanan) bagi mukmin di bidang moral baru bisa tercapai dengan “kemerdekaan” (freedom) karena kemerdekaan memungkinkan manusia untuk melakukan yang seharusnya dia dilakukan, inilah yang dimaksud dengan khalifatullah karena itulah manusia dapat melakukan nilai-nilai etika.
Jelasnya hanya manusia yang bisa merealisasikan nilai-nilai etis manusia memiliki kemerdekaan untuk yang demikian itu disamping itu memiliki pikiran dan wawasan.
IV. SEJARAH MUNCULNYA ILMU KALAM
Sejarah munculnya ilmu kalam berawal sejak wafatnya Nabi Muhammad SAW, timbullah persoalan-persoalan dikalangan umat islam tentang siapakah pengganti Nabi (Khalifatul Rasul) kemudian persoalan itu dapat diatasi setelah dibai’atnyua / diangkatnya Abu Bakar As-Sidiq sebagai khalifah, setelah Abu Bakar wafat kekhalifahan dipimpin Umar Bin Khatab pada masa kepemimpinan Umar Bin Khatab umat islam tampak tegar dan mengalami Ekspansi seperti kejazirah Arabian, palestina, syiria, sebagian wilayah Persia dan Romawi serta Mesir.
Setelah kekhalifahan Umar bin Khatab berakhir maka Utsman Bin Affan menjadi Khalifah, Utsman termasuk dalam golongan Quraisy yang kaya kaum keluarganya terdiri dari orang-orang Aristokrat Mekkah karena pengalaman dagangnya mereka mempunyai pengetahuan Administrasi. Pengetahuan mereka ini bermanfaat dalam memimpin Administrasi daerah-daerah diluar semenanjung arabiah yang bertambah masuk kebawah kekuasaaan islam. Namun karena pada masa kekhalifahan Utsman cenderung kepada nepotisme terjadilah ketidakstabilan dikalangan umat islam dengan banyaknya penentang-penentang yang tidak setuju kepada khalifah Ustman puncaknya tewas terbunuh oleh pemberontak dari Kufah, Basroh dan Mesir.
Setelah Ustman wafat Ali bin Abi Thalib sebagai calon terkuat terpilih sebagai khalifah yang keempat tetapi ia segera mendapat tantangan dari pemuka-pemuka yang ingin pula menjadi khalifah seperti Thalah, Zubair dan Aisyah peristiwa ini dikenal dengan perang jamal. Tantangan kedua datang dari Muawiyah bin Abi Sufyan yang juga ingin menjadi khalifah dan menuntut kepada ali supaya menghukum pembunuh-pembunuh Ustman. Dari peristiwa-peristiwa tersebut munculah Teologi asal muasal (sejarah munculnya kalam).
V. PERMASALAHAN ILMU KALAM DALAM ISLAM
1. Masalah Pelaku Dosa Besar
A. Mazhab Syi’ah
Dalam masalah politik yaitu terbunuhnya ke-tiga yaitu khalifah ustman bin affan oleh pemberontakkan dari Mesiar yang dipimpin oleh Abu Saudah bin Saba, Ustman tewas dan melahirkan konsep permasalahan apakah tetap beriman atau telah kafir, pelaku pembunuh Ustman itu dan pelaku dosa besar yang keluar dari barisan Ali karena tidak puas dengan hasil administrasi maka mereka keluar dari barisan Ali. Menurut mazhab Syi’ah pelaku dosa besar adalah kafir dalam arti keluar dari Islam dan murtad maka ia wajib dibumuh.
B. Mazhab Murji’ah
Murji’ah artinya menunda tentang pelaku dosa besar dia di akhirat, pendirinya Abdullah Ibnu Umar (anak Umar bin Khatab), mereka berpendapat bahwa orang yang berbuat dosa besar tetap masih mukmin dan bukan kafir adapun dosa yang dilakukannya terserah kepada Allah untuk mengampuni atau tidak mengampuni.

C. Mazhab Mu’tazilah
Pendirinya adalah Wasil bin Atok pendapatnya orang yang berdosa besar bukan kafir tetapi bukan pula mu’min orang semacam ini mengambil dua posisi diantara dua posisi atau tidak masuk surga atau tidak masuk neraka
D. Mazhab Asy’-Ariyah
Mazhab ini pendirinya adalah Hasan Al-Asy Ari (260-324 H), dia menentang pendapat mazhab mu’tazilah menurutnya tidak mungkin orang yang berbuat dosa besar itu tidak mukmin maka terdapat iman , menurutnya mu’min yang melakukan dosa besar bila wafat tanpa taubat mungkin orang itu diampuni dosanya oleh Allah sehingga diakhirat orang itu langsung masuk surga dan mungkin pula tidak di ampuni mak ia dimasukkan keneraka dulu baru surga. Seperti dalam hadits rosul.
2. Masalah Perbuatan Manusia dan Kaitannya pada Tuhan

Dalam ilmu kalam masalah perbuatan manusia ada dua macam :

A. Khodoriyah
   Menurut Khodoriyah menusia memiliki kebebasan atau kemerdekaan dalam kehendak dan perbuatan, Khodoriyah mempunyai paham manusia mempunyai kebebasan dan kekuasaan sendiri untuk mewujudkan perbuatan-perbuatannya.

B. Jabariyah
    Nama Jabariyah berasal dari “Jabarah” yang mengandung arti memaksa. Paham ini berpendapat manusia tidak mempunyai kemerdekaan dan kebebasan dalam menentukan kehendak dan perbuatannya dalam paham ini manusia mutlak terikat dalam kehendak Tuhan.